Kamis 02 May 2019 15:03 WIB

Berlian Diduga Milik Keluarga Buronan 1MDB Diberikan ke AS

Departemen kehakiman AS menuntut aset yang dibeli dengan dana 1MDB.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pengusaha yang menjadi buronan skandal 1MDB, Low Taek Jho alias Jho Low
Foto: The Star
Pengusaha yang menjadi buronan skandal 1MDB, Low Taek Jho alias Jho Low

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Satu set perhiasan berlian senilai 1,7 juta dolar AS yang diduga dibeli oleh ibu dari buronan pengusaha Malaysia, Low Taek Jho akan diserahkan kepada pemerintah Amerika Serikat (AS). Low, yang dikenal sebagai Jho Low, telah didakwa di Malaysia dan Amerika Serikat atas perannya dalam dugaan pencurian sekitar 4,5 miliar dolar AS dari dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Pada 2017, Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengajukan tuntutan hukum perdata atas beberapa aset yang dibeli dengan dana 1MDB, termasuk sepasang anting-anting berlian dan cincin. Pada Rabu, jaksa penuntut AS mengatakan bahwa berlian itu akan diserahkan ke AS sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai dengan petugas penyitaan.

Baca Juga

Jaksa tidak mengatakan siapa petugas penyitaan itu, tetapi pengajuan sebelumnya mengatakan perhiasan tersebut diyakini berada di Thailand tempat tinggal ibu Low, Goh Gaik Ewe. "Pemindahan itu tidak akan ditafsirkan sebagai pengakuan atas kesalahan atau pertanggungjawaban pihak kustodian saat ini atau pihak lain", kata jaksa penuntut dalam pengajuan di pengadilan Kalifornia, Kamis (2/5).

Departemen Kehakiman AS menuding bahwa Low membeli berlian sebagai hadiah untuk ibunya menggunakan dana yang dialihkan dari hasil obligasi yang diperoleh 1MDB pada 2012. Juru Bicara Low, Benjamin Haslem mengatakan, kliennya mengaku puas bahwa Departemen Kehakiman AS dan semua pihak terkait dapat menyelesaikan masalah ini secara damai. "Kami menantikan penyelesaian terus dari masalah ini," ujar Haslem. 

Pihak berwenang di enam negara sedang menyelidiki dugaan pencucian uang dan korupsi terkait dengan 1MDB, yang didirikan pada 2009 oleh mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak. Najib, yang kehilangan kekuasaan dalam pemilihan umum tahun lalu, menghadapi lebih dari 40 tuntutan pidana terkait kerugian di 1MDB dan entitas pemerintah lainnya. Namun dia membantah terlibat dengan korupsi tersebut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement