Rabu 29 May 2019 14:32 WIB

Polisi Geledah Rumah Pelaku Serangan Pisau di Jepang

Dua orang meninggal dalam insiden serangan pisau di Kawasaki, Jepang.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Polisi berada di lokasi penikaman atau penusukan di sebuah halte bus di Kawasaki, Jepang, Selasa (28/5).
Foto: AP Photo/Koji Sasahara
Polisi berada di lokasi penikaman atau penusukan di sebuah halte bus di Kawasaki, Jepang, Selasa (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kepolisian Jepang pada Rabu (29/5) melakukan penggeledahan di rumah pria yang melakukan serangan dengan pisau di Kawasaki, wilayah pinggir Ibu Kota Tokyo. Dalam insiden tersebut, sebanyak dua orang meninggal, termasuk salah satunya adalah anak-anak.

Pelaku serangan telah diidentifkasi bernama Ryuichi Iwasaki. Pria berusia 51 tahun itu tewas setelah menikam dirinya sendiri di tempat kejadian. Belum dipastikan motif yang melatarbelakangi insiden itu.

Baca Juga

Polisi disebut telah melakukan penggeledahan di rumah Iwasaki yang terletak tak jauh dari lokasi serangan. Beberapa barang kemudian dibawa sebagai bagian dari penyelidikan.

Namun, polisi belum memberi komentar secara rinci mengenai penyelidikan. Demikian pula mengenai identitas pelaku tersebut.

Iwasaki hanya diketahui tinggal di sebuah rumah dengan kerabatnya yang berusia 80 tahun. Namun, mengenai pekerjaan pelaku tidak diketahui.

Serangan yang dilakukan Iwasaki terjadi pada Selasa (28/5) pagi selain menewaskan dua orang juga membuat 17 lainnya terluka. Mayoritas korban adalah anak-anak karena mereka sedang menunggu bus untuk menuju sekolah di halte saat insiden berlangsung.

Iwasaki melakukan serangan dengan secara diam-diam bergerak ke arah anak-anak yang sedang menunggu bus. Ia kemudian mengacungkan pisau dan melukai secara acak orang-orang yang berada di halte sebelum akhirnya menusuk dirinya sendiri di bagian leher.

Menyusul insiden ini, Pemerintah Jepang mengatakan akan meninjau upaya untuk memastikan keselamatan anak-anak yang bepergian menuju dan pulang dari sekolah. Selama ini, negara itu dikenal sangat aman, bahkan banyak anak kecil yang dapat menggunakan transportasi umum sendirian untuk pergi dan pulang dari sekolah.

"Pemerintah akan bekerja bersama untuk memastikan keselamatan anak-anak," kata juru bicara pemerintah Yoshihide Suga dalam sebuah pernyataan, dilansir Gulftoday, Rabu (29/5).

Kejahatan dengan kekerasan apapun selama ini sangat jarang terjadi di Jepang. Salah satu hal yang diyakini melatarbelakangi hal itu adalah karena peraturan ketat mengenai kepemilikan senjata yang diberlakukan di Negeri Matahari Terbit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement