Kamis 01 Aug 2019 09:49 WIB

Media Korut Konfirmasi Uji Coba Rudal Baru

Korsel sebelumnya melaporkan Korut menembakkan dua rudal.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengawasi uji coba penembakan rudal dengan sistem peluncuran yang memiliki kaliber lebih besar, dan merupakan jenis rudal baru. Uji coba tersebut bertujuan untuk melakukan verifikasi efektivitas tempur dari keseluruhan sistem.

"Itu akan menjadi tekanan tak terhindarkan bagi pasukan yang menjadi sasaran. Sistem roket akan memainkan peran utama dalam operasi militer darat," ujar laporan kantor berita negara KCNA, Kamis (1/8). 

Baca Juga

Laporan tersebut muncul sehari setelah militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa Korut telah menembakkan dua rudal dari wilayah pantai timur pada Rabu (31/7). Kepala staf gabungan Korsel (JCS) mengatakan, peluncuran tersebut dilakukan dari daerah Wonsan di pantai timur Korut. Korut menembakkan rudal balistik yang melaju hingga 250 kilometer. 

Inggris, Jerman, dan Prancis telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan pertemuan secara tertutup terkait peluncuran rudal Korut tersebut. Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang Korut melakukan peluncuran rudal balistik. Uji coba penembakan rudal tersebut dilakukan ketika para diplomat AS dan Korsel menekan Korut untuk meninggalkan senjata nuklir dan program rudal balistik. 

Utusan nuklir Korea Selatan Lee Do-hoon bertemu dengan Perwakilan Khusus AS untuk Korut Stephen Biegun pada Rabu lalu di sela-sela forum keamanan Asia Tenggara di Bangkok. Mereka bertukar pandangan mengenai uji coba rudal dan berjanji melakukan upaya diplomatik untuk memulai kembali diskusi mengenai denuklirisasi.

Korut pertama kali melakukan uji coba rudal balistik pada Mei lalu sejak pembahasan mengenai denuklirisasi antara Kim Presiden AS Donald Trump menemui jalan buntu. Kemudian pada 25 Juli, Korut kembali melakukan uji coba rudal balistik.  

Trump dan Kim bertemu di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada 30 Juni lalu. Ketika itu, kedua belah pihak sepakat untuk memulai kembali perundingan denuklirisasi. Namun, Pyongyang menyuarakan kekecewaannya atas rencana latihan militer antara Korsel dan AS.

Korut menilai, latihan gabungan militer AS dan Korsel dapat memengaruhi dimulainya kembali perundingan denuklirisasi. Oleh karena itu, pada 25 Juli lalu Korut melakukan uji coba rudal balistik yang bertujuan untuk menekan Korsel dan AS.

Tahun lalu, Kim mengatakan Korut akan menghentikan uji coba nuklir dan tidak akan meluncurkan rudal balistik antarbenua. Akan tetapi, kegiatan nuklir Korut tampaknya terus berlanjut. Dari gambar satelit menunjukkan, situs nuklri utama Korut pada bulan lalu menunjukkan aktivitas. Pyongyang terus menunjukkan kemampuannya untuk mengembangkan senjata baru, meski mendapatkan sanksi ekonomi yang cukup ketat. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement