Selasa 30 Jul 2019 18:34 WIB

AS Ingin Bangun Pangkalan Militer Baru di Australia Utara

Pembangunan fasilitas pelabuhan komersial baru di luar Darwin telah dimulai

Red:
abc news
abc news

Militer Amerika Serikat mengajukan anggaran lebih dari seperempat miliar dolar untuk pembangunan fasilitan Angkatan Laut di Australia Utara. Langkah ini dinilai dapat meningkatkan ketegangan dengan China.

Dalam sebuah RUU yang diajukan di Kongres AS seperti dilihat ABC, anggaran sebesar 211,5 juta dolar AS akan dialokasikan untuk "Konstruksi Militer Angkatan Laut" baru di Darwin.

Tidak banyak perincian yang disebutkan dalam RUU ini.

Menurut UU bidang pertahanan tahunan yang diajukan bulan Juni di Senat AS, "Pejabat Angkatan Laut boleh membeli lahan dan melaksanakan proyek konstruksi militer untuk instalasi atau lokasi di luar Amerika Serikat".

Bulan lalu ABC melaporkan dimulainya pembangunan fasilitas pelabuhan komersial baru di luar Darwin yang pada akhirnya akan membantu Marinir AS beroperasi di kawasan Indo-Pasifik.

Menyusul laporan itu, Departemen Pertahanan Australia membantah bahwa "tidak ada rencana pengembangan fasilitas Angkatan Laut baru di Australia Utara".

Sementara Menteri Utama Australia Utara Michael Gunner membantah mengetahui proposal tersebut.

Di tahun 2015, Washington menyatakan kekecewaannya setelah Pelabuhan Darwin disewakan selama 99 tahun kepada perusahaan China Landbridge.

Namun sumber di kalangan Pemerintah Australia secara pribadi mengakui adanya fasilitas baru yang dapat digunakan oleh militer AS juga berisiko memicu kemarahan Beijing.

 

Pekan lalu Australia dan AS menyatakan keprihatinan atas kesepakatan yang memungkinkan China mendapatkan hak eksklusif atas fasilitas Angkatan Laut Kamboja di Teluk Thailand.

Departemen Pertahanan menyatakan masih terlalu dini untuk mengomentari apa yang direncanakan militer AS di Australia Utara.

"Dokumen tersebut adalah versi UU Otorisasi Pertahanan Nasional yang ada Senat AS, yang memberikan wewenang program Pertahanan," kata Departemen Pertahanan Australia.

"Ini masih berproses di Kongres AS dan harus diselaraskan dengan versi DPR sebelum disetujui. Jadi belum disetujui," jelasnya.

"Kami berharap Departemen Pertahanan AS akan memberikan rincian soal pendanaan sesuai dengan proses dan jadwal setelah pertimbangan dan persetujuan Pemerintah AS," tambahnya.

 

Namun, Departemen Pertahanan bersikeras bahwa pendanaan terkait proyek Inisiatif Postur Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (USFPI), "dinegosiasikan dan disetujui oleh Pemerintah Australia dan AS".

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Linda Reynolds mengumumkan rotasi pasukan AS di Darwin "mencapai kekuatan penuh", dengan menempatkan 2.500 Marinir AS di wilayah itu.

RUU AS itu juga merencanakan proyek lainnya di Australia Utara termasuk 50 juta dolar AS untuk "parkiran bandara baru Angkatan Laut", dan 70,6 juta dolar AS untuk Angkatan Udara di Tindall.

Kedutaan Besar AS di Canberra telah dihubungi untuk memberikan komentar.

Simak berita lainnya dari ABC Indonesia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement