REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Polisi di Melbourne, Australia, mengeluarkan peringatan pada Sabtu (17/8) setelah terjadi bentrokan kecil antara pendukung dan penentang gerakan protes Hong Kong. Bentrokan berlangsung selama demonstrasi, yang diikuti beberapa ratus orang dari komunitas China di Melbourne pada Jumat (16/8) malam.
"Kami menghormati hak masyarakat untuk mengekspresikan pandangan mereka secara damai dan sah. Tetapi tidak akan menoleransi mereka yang melanggar hukum atau terlibat dalam perilaku antisosial atau kekerasan," kata juru bicara Kepolisian Victoria dalam pernyataan melalui surat elektronik.
Polisi mengatakan bahwa mereka meminta dua pria memberi keterangan sehubungan dengan "serangan tidak sah" dan kemudian membebaskan mereka sambil menunggu pemanggilan. Sebelumnya, aksi saling dorong terjadi saat demonstrasi yang diselenggarakan untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong. Media Australia melaporkan aksi demo tersebut diikuti sekitar 600 orang.
Tidak ada orang yang dilaporkan cedera. Pada Sabtu, lebih dari 100 orang berkumpul di pusat kota Melbourne dalam aksi unjuk rasa lain untuk mendukung para pemrotes di Hong Kong.
The Guardian melaporkan bahwa beberapa orang mulai meneriaki kelompok itu. Tetapi polisi menjaga mereka menjauhi kerumunan massa pendemo.
Protes kecil serupa terjadi Jumat dan Sabtu di kota-kota Australia lainnya. Etnis China saat ini tercatat hampir 10 persen dari penduduk yang lahir di luar Australia, menurut statistik pemerintah.
China adalah negara pengirim mahasiswa internasional terbanyak ke Australia. Jumlahnya mencapai 29 persen dari total 622.000 mahasiswa yang terdaftar pada Mei lalu, menurut data Departemen Pendidikan, dikutip dari Reuters.