Jumat 30 Aug 2019 01:16 WIB

Turki Ancam Lakukan Serangan Lintas-Perbatasan

Washington sempat tunda pemindahan pejuang YPG Kurdi dari Manbij ke Suriah utara.

Tentara Kurdi
Foto: EPA/Ali Abbas
Tentara Kurdi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdorgan mengatakan tidak akan membiarkan Amerika Serikat menunda rencana pembangunan zona aman di timur laut Suriah. Dia bersikeras bahwa kesepakatan yang dia capai bersama Washington masih merupakan langkah yang tepat untuk diambil.

Endorgan memastikan tidak akan penundaan itu terjadi, dan tidak membiarkan kejadian yang terjadi di Ankara terulang kembali. Mengingat sebelumnya Washington sempat menunda pemindahan pejuang YPG Kurdi dari kota Manbij ke Suriah utara.

"Kami tidak akan mennolerir penundaan seperti yang kami lihat di Manbij. Prosesnya harus maju dengan cepat," kata Erdogan yang dikutip Republika dari Aljazirah, Kamis (29/8).

Diketahui, Trump telah mengusulkan pengadaan zona aman sejak tahun lalu, sekaligus mengumumkan rencana untuk menarik pasukan khusus AS dari Suriah utara, namun rencana itu terus tertunda.

Di sisi lain, Erdogan mengatakan, pekan ini pasukan darat Turki akan memasuki zona aman yang direncanakan segera dibangun itu. Dia juga memperingatkan bahwa Turki siap melakukan serangan lintas-perbatasan untuk membersihkan milisi YPG yang selama ini dianggap sebagai organisasi teroris.

"Semua personel, pengangkut lapis baja, semua ada di perbatasan. Artinya, kami berada dalam posisi untuk melakukan segalanya setiap saat," kata Erdogan.

Perselisihan antara Washington dan Ankara tentang wilayah perbatasan memang sudah berlangsung lama, mengingat disana merupakan markas bagi milisi Kurdi YPG, yang merupakan bagian dari pasukan pembasmi ISIS yang didukung Amerika.

"Perjanjian yang telah kami capai dengan AS adalah langkah yang tepat untuk membangun zona aman dan memindahkan YPG dari timur Sungai Eufrat (sungai)," kata Erdogan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement