REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pihaknya tidak mengatur pertemuan antara Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York, akhir bulan ini.
"Kami tidak merencanakan pertemuan ini, saya juga tidak berpikir hal seperti itu akan terjadi di New York," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi pada Senin (16/9), dikutip laman Aljazirah.
Dia menyadari adanya kabar yang beredar dan menyebut Rouhani akan melakukan pertemuan dengan Trump di sela-sela sidang Majelis Umum PBB. Namun menurut Mousavi, kabar itu hanya spekulasi.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Trump berkenan melakukan pertemuan dengan Rouhani tanpa prasyarat saat berada di markas PBB. Namun belakangan Trump membantah kabar tersebut.
"Itu adalah pernyataan yang tidak benar (seperti biasa)!" kata Trump melalui akun Twitter pribadinya pada Senin.
Ketegangan antara Iran dan AS kembali meningkat setelah dua fasilitas minyak milik perusahaan Saudi Aramco diserang pesawat nirawak akhir pekan lalu. Pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun, Pompeo menuding Iran yang mendalangi serangan itu. Dia mengatakan Teheran meluncurkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pasokan energi dunia.
Iran telah menampik tuduhan tersebut. Teheran berpendapat tudingan yang dilayangkan padanya dimaksudkan untuk membenarkan tindakan terhadapnya.