Jumat 15 Nov 2019 14:07 WIB

Dua Orang Siswa Meninggal dalam Penembakan di Kalifornia

Penembak di Kalifornia adalah seorang siswa di sebuah SMA.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Seorang aparat bertugas di lokasi penembakan Kalifornia, ilustrasi
Foto: Reuters
Seorang aparat bertugas di lokasi penembakan Kalifornia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SANTA CLARITA -- Seorang siswa menarik senjata api dari tas dan melepaskan tembakan. Insiden yang terjadi di sebuah SMA di Kalifornia, Amerika Serikat (AS) itu menewaskan dua orang siswa dan melukai tiga lainnya.

Setelah melakukan aksinya pelaku menembak dirinya sendiri. Pihak berwenang mengatakan penembakan terjadi pada pukul 07.30 waktu setempat di Saugus High School yang terletak di Santa Clarita.

Baca Juga

Sheriff merespon panggilan 911 dan menemukan keenam siswa di area lapangan depan gedung sekolah. Sheriff Kapten Kent Wegener mengatakan rekaman video keamanan memperlihatkan hal terakhir yang dilakukan pelaku adalah menembak dirinya sendiri dengan senjata laras pendek kaliber 45.

Saat ini pelaku sedang dirawat di rumah sakit dalam kondisi yang mengenaskan. Korban tewas kejadiaan tersebut adalah remaja putri berusia 16 tahun dan remaja putra berusia 14 tahun. Petugas mengatakan dua orang remaja putri berusia 14 dan 15 tahun serta remaja putra 14 tahun sedang dirawat di rumah sakit.

SherifF Al Villanueva mengatakan pelaku adalah siswa dari sekolah tersebut, tetapi ia tidak mengidentifikasinya. Penggeledahan sedang dilakukan di rumahnya.

"Pada saat ini, kami belum mengetahui motif atau ideologi pelaku," kata agen lapangan FBI cabang Los Angeles, Paul Delacourt, Jumat (15/11).

Santa Clarita kota dengan lebih dari 200 ribu penduduk. Sekitar 48 kilometer sebelah barat daya Los Angeles. Suara tembakan membuat sejumlah siswa lari sementara staf sekolah melakukan prosedur keamanan.

Kyra Stapp sedang menonton film dokumenter di kelasnya. Ia mendengar dua suara tembakan lalu lari dan melaporkan suara tersebut.

Siswa di kelasnya Staap dan kelas-kelas lainnya langsung masuk ke ruang istirahat guru. Mereka mengunci pintunya dari dalam dan mematikan lampunya.

Kyra mengirimkan pesan ke ibunya dan mencoba untuk tidak membuat suara. Mereka saling bertukar pesan saat suara sirene dan helikopter menyalak dan petugas polisi dengan shotguns menyerbu sekolah. Kyra pun berhenti mengirimi ibunya pesan singkat saat petugas polisi mengantar semua siswa keluar dari ruangan.

"Dia mengirimkan pesan ke saya dan tiba-tiba ia tidak lagi melakukannya, saya bersumpah itu 10 menit terburuk dalam hidup saya," kata ibu Kyra, Tracy Stapp. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement