Selasa 17 Dec 2019 17:00 WIB

Pemerintah Hong Kong: Persoalan Kekerasan Belum Selesai

Kepala Sekretaris Pemerintah Hong Kong Matthew Cheung sebut kekerasan belum selesai

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Massa pendukung demokrasi mengibarkan bendera pada aksi unjuk rasa yang dilakukan pekerja industri advertising di Hong Kong Senin (2/12). Kepala Sekretaris Pemerintah Hong Kong Matthew Cheung sebut kekerasan belum selesai. Ilustrasi.
Foto: VIncent Thian/AP
Massa pendukung demokrasi mengibarkan bendera pada aksi unjuk rasa yang dilakukan pekerja industri advertising di Hong Kong Senin (2/12). Kepala Sekretaris Pemerintah Hong Kong Matthew Cheung sebut kekerasan belum selesai. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kepala Sekretaris Pemerintah Hong Kong Matthew Cheung mengatakan ia kecewa dengan unjuk rasa baru-baru ini yang kembali memicu kekerasan setelah sebelumnya cukup tenang. Pusat keuangan Asia itu juga bersiap menghadapi unjuk rasa besar dalam beberapa hari ke depan.

"Pekerjaan untuk menghentikan kekerasan belum selesai. Kami harus tetap menyelesaikan itu, di saat yang sama kami harus berupaya untuk menyelesaikan masalah yang mengakar," kata Cheung, Selasa (17/12).

Baca Juga

Hal ini Cheung katakan dalam konferensi pers pekanan. Ia menyinggung tentang unjuk rasa pada Ahad (15/12) lalu ketika polisi menembakan gas air mata dalam bentrok di jalan. Tembakan gas air mata itu adalah tembakan pertama setelah dua pekan.

Pemimpin Kota Hong Kong Carrie Lam juga baru saja bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping pada hari Senin (16/12) kemarin. Xi menyatakan tetap mendukung pemerintahan Lam dan memujinya karena memimpin pemerintahan 'di saat tersulit' di kota itu.

Lam sudah kembali ke Hong Kong pada Selasa ini. Di Beijing ia juga bertemu dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang. "Sekarang Hong Kong belum keluar dari dilema," kata Li seperti yang dilaporkan stasiun televisi Cable TV.

Li mendesak pemerintahan Lam untuk segera mengakhiri kekerasan di Hong Kong. Li juga meminta pemerintah Hong Kong melanjutkan upaya mereka untuk mengakhiri kekerasan dan kekacauan. "Sesuai dengan hukum yang berlaku dan mengembalikan ketertiban," kata Li.

Demi memastikan stabilitas dan kemakmuran di kawasan, Li juga meminta agar 'isu pembangunan ekonomi dan sosial yang mengakar di Hong Kong' segera diatasi. Gejolak politik dan sosial di Hong Kong sudah berlangsung selama enam bulan.

Hingga kini belum ada tanda-tanda unjuk rasa akan mereda. Unjuk rasa dijadwalkan akan berlangsung pada hari Selasa hingga akhir pekan dan menjelang Natal.

Pengunjuk rasa marah dengan apa yang mereka lihat sebagai intervensi China terhadap otonomi daerah yang berdasarkan kerangka 'satu negara, dua sistem'. Kerangka yang dijamin saat Inggris menyerahkan kota itu ke China pada 1997.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement