Jumat 03 Jan 2020 09:52 WIB

Milisi Iran Tuduh AS Serang Bandara Baghdad

Kepala pasukan elite Iran tewas dalam serangan di bandara Baghdad, Irak.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bandara Internasional Baghdad di Irak.
Foto: REUTERS/Mohammed Ameen
Bandara Internasional Baghdad di Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Popular Mobilization Forces (PMF) yang merupakan milisi pendukung Iran menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai pelaku penyerangan Bandara Internasional Baghdad, Irak. Serangan roket menghantam bandara tersebut pada Jumat (3/1) pagi.

Atas serangan tersebut Kepala Pasukan Quds elite Iran Jenderal Qassim Soleimani meninggal dunia. Wakil komandan milisi PMF Abu Mahdi al-Muhandis juga menjadi korban.

Baca Juga

Seorang politisi senior Irak dan seorang pejabat keamanan tingkat tinggi mengonfirmasi Soleimani dan al-Muhandis termasuk di antara mereka yang terbunuh dalam serangan itu. Dua pemimpin milisi yang setia kepada Iran juga membenarkan kematian itu, termasuk seorang pejabat dengan Kataeb Hizbollah, yang terlibat dalam serangan terhadap Kedutaan Besar AS.

Pejabat itu mengatakan, al-Muhandis telah tiba di bandara dalam konvoi untuk menerima Soleimani yang pesawatnya telah tiba dari Lebanon atau Suriah. Serangan udara terjadi segera setelah dia turun dari pesawat untuk disambut oleh al-Muhandis dan rekan-rekannya.

Politisi senior itu mengatakan, tubuh Soleimani diidentifikasi oleh cincin yang dikenakannya. Kematian mereka merupakan titik balik potensial di Timur Tengah dan diperkirakan akan mendapat balasan keras dari Iran. Namun, AS dan pemerintah Iran belum mau bersuara atas tuduhan PMF tentang penyerangan itu.

Sebelum pernyataan PMF, seorang pejabat dengan pasukan paramiliter yang didukung Iran mengatakan tujuh orang tewas oleh rudal yang ditembakkan di Bandara Internasional Baghdad. Dia pun menyalahkan AS peristiwa itu.

Security Media Cell Irak pertama kali merilis informasi mengenai keamanan Irak. Lembaga itu mengatakan roket Katyusha mendarat di dekat aula kargo bandara, menewaskan beberapa orang dan membakar dua mobil.

Serangan itu terjadi di tengah ketegangan dengan AS setelah serangan Malam Tahun Baru oleh milisi yang didukung Iran di Kedutaan Besar AS di Baghdad. Serangan kedutaan dua hari yang berakhir Rabu mendorong Presiden AS Donald Trump untuk memerintahkan sekitar 750 tentara AS tambahan dikerahkan ke Timur Tengah. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement