REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat (AS) di Kurdi, Irak, diserang roket pada Senin (15/2) malam, sekitar pukul 21.30 waktu setempat. Serangan itu menewaskan seorang kontraktor sipil dan melukai enam orang lainnya, termasuk anggota dinas AS.
"Laporan awal, penembakan tidak langsung mendarat di Pasukan Koalisi di Erbil malam ini. Ada satu kontraktor sipil tewas, lima kontraktor sipil terluka, dan satu anggota layanan AS terluka," kata Juru Bicara Kolonel Wayne Marotto, dikutip laman AlArabiya.
Sumber keamanan Kurdi mengungkapkan, setidaknya tiga roket mendarat di dekat Bandara Internasional Erbil. Pemerintah Daerah Kurdi mengonfirmasi adanya beberapa roket yang menghantam Erbil sekitar pukul 21.30 waktu setempat. Mereka menyebut beberapa orang terluka, tapi tak memberikan penjelasan lebih terperinci.
Sebuah kelompok bernama Saraya Awliya al-Dam mengaku bertanggung jawab atas serangan di pangkalan pimpinan AS itu. Mereka menargetkan "pendudukan Amerika" di Irak. Namun, kelompok tersebut tidak memberikan bukti atas klaimnya.
Pasukan AS menempati pangkalan militer yang berdekatan dengan bandara sipil. Serangan terbaru merupakan yang paling mematikan menghantam pasukan pimpinan AS selama hampir setahun di Irak.