REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Komandan Pengawal Revolusi Iran Qasem Soleimani tewas dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1) waktu setempat. Soleimani merupakan jenderal yang paling disegani di Iran dan menjadi musuh bagi AS dan sekutunya.
Dia juga memimpin operasi eksternal Pasukan Quds untuk Para Pengawal yang menggunakan pengaruh regionalnya secara terbuka sejak 2018. Sosoknya terungkap memiliki keterlibatan langsung dalam pembicaraan tingkat atas menyoal pembentukan pemerintah Irak.
Sejak itu, mobilisasi Qasem masuk dan keluar Baghdad menjadi sering. Namanya juga mulai dikenal dan bahkan dalam beberapa tahun terakhir menjadi terkenal dengan banyak pengikut di akun Instagram yang sempat dinonaktifkan.
Profilnya dikenal ketika ia muncul di hadapan publik yang menunjukkan dirinya memiliki intervensi dalam konflik Suriah dari 2013. Muncul dalam foto-foto medan perang, dokumenter, dan bahkan ditampilkan dalam video musik dan film animasi.
Dalam sebuah wawancara yang jarang ditayangkan di televisi Iran, Oktober lalu, Soleimani mengatakan tengah berada di Lebanon selama perang Israel - Hizbullah 2006. Dia bertugas mengawasi konfik.
Bagi penggemar dan musuhnya, Soleimani adalah sosok utama pengaruh regional Iran. Ia memimpin perang melawan pasukan jihadis dan memperluas bobot diplomatik Iran di Irak, Suriah, dan sekitarnya.
"Bagi Syiah Timur Tengah, dia adalah James Bond, Erwin Rommel, dan Lady Gaga digabung menjadi satu," ujar mantan analis CIA Kenneth Pollack dalam profil untuk 100 orang paling berpengaruh di Time pada 2017 dikutip Time of Israel, Jumat (3/1).
"Bagi Barat, ia bertanggung jawab untuk mengekspor revolusi Islam Iran, mendukung teroris, menumbangkan pemerintah pro-Barat, dan mengobarkan perang asing Iran," ujar Pollack menambahkan.
Negara Iran tengah bergolak oleh protes dan masalah ekonomi di dalam negeri hingga AS yang kembali meningkatkan tekanan dari luar. Beberapa orang Iran meminta Qasem untuk memasuki politik dalam negeri guna membenahi Iran.
Namun, Soleimani tetap menepis rumor bahwa suatu hari nanti ia akan mencalonkan diri sebagai presiden. Sang jenderal memainkan peran yang menentukan dalam politik tetangga Iran, Irak.
Selain berperan dalam pembicaraan mengenai pembentukan pemerintah, dia sangat penting dalam menekan orang-orang Kurdi Irak meninggalkan rencana mereka untuk kemerdekaan setelah referendum yang dinilai buruk pada September lalu. Pengaruhnya juga memiliki akar yang dalam, karena Soleimani sudah memimpin Pasukan Quds ketika AS menginvasi Afghanistan pada 2001.
"Teman bicara Iran saya di Afghanistan memberitahu dengan jelas bahwa jika mereka terus menginformasikan kepada kementerian luar negeri, pada akhirnya Jenderal Soleimani yang akan membuat keputusan," kata mantan duta besar AS untuk Irak Ryan Crocker kepada BBC pada 2013.
Kehadirannya yang tegas tetapi tenang memainkan dengan sempurna bagi kegemaran Iran karena kerendahan hati yang bermartabat. "Dia duduk di sana di sisi lain ruangan, sendirian, dengan cara yang sangat sunyi. Tidak berbicara, tidak berkomentar, hanya duduk dan mendengarkan, dan tentu saja semua orang hanya memikirkan dia," kata seorang pejabat senior Irak kepada New Yorker untuk profil panjang tentang Soleimani.
Sebuah survei yang diterbitkan pada 2018 oleh IranPoll dan University of Maryland (salah satu dari sedikit yang dianggap dapat diandalkan oleh analis) menunjukkan bahwa Soleimani memiliki peringkat popularitas 83 persen. Ia mengalahkan Presiden Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif.
Para pemimpin Barat melihatnya sebagai pusat hubungan Iran dengan kelompok-kelompok milisi termasuk Hizbullah Lebanon dan Hamas Palestina. Bagian dari bandingnya adalah saran dia mungkin menjembatani kesenjangan sosial Iran yang pahit tentang masalah-masalah seperti aturan pakaian hijab yang ketat.
"Jika kita terus menggunakan istilah seperti 'jilbab buruk' dan 'jilbab baik', reformis atau konservatif lalu siapa yang tersisa?" kata Soleimani dalam pidatonya untuk memperingati Hari Masjid Sedunia pada 2017.
"Mereka semua adalah manusia. Apakah semua anak Anda religius? Apakah semua orang sama? Tidak, tetapi sang ayah menarik mereka semua," tambahnya kala itu.