Senin 06 Jan 2020 23:30 WIB

Keputusan Iran Jadi Tanda Berakhirnya Kesepakatan Nuklir

Pejabat Jerman, Prancis dan Inggris akan membahas keputusan Iran pekan ini

Para teknisi sedang bekerja di pusat pemrosesan uranium di Iran.
Foto: reuters
Para teknisi sedang bekerja di pusat pemrosesan uranium di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN --  Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan keputusan Iran menerobos batasan pengayaan uranium dapat menjadi langkah awal berakhirnya kesepakatan nuklir 2015 dengan enam negara besar. Iran diperkirakan akan mengumumkan sikap terbarunya terhadap kesepakatan tersebut pekan ini.

Namun pengumumannya itu bersamaan dengan memanasnya permusuhan dengan Washington menyusul tewasnya komandan militer Iran Qassem Soleimani akibat serangan pesawat nirawak AS di Baghdad pada Jumat (3/1). "Kami pasti akan berbicara lagi dengan Iran. Namun apa yang telah diumumkan bertentangan dengan kesepakatan," kata Maas kepada radio Deutschlandfunk, menambahkan bahwa pejabat Jerman, Prancis dan Inggris akan membahas situasi ini pada Senin.

"(Situasinya) masih panas, dan ini dapat menjadi langkah awal kandasnya kesepakatan ini, yang akan menjadi kerugian besar sehingga kami akan mempertimbangkan ini dengan sangat, sangat bertanggung jawab sekarang."

Stasiun TV pemerintah menyebutkan Iran tidak akan lagi tunduk pada batasan yang ditetapkan dalam kesepakatan kerja nuklir negara tersebut: apakah batas jumlah sentrifugal pengayaan uranium untuk kapasitas pengayaannya, tingkat pengayaan uranium, jumlah uranium yang diperkaya atau kegiatan penelitian dan pengembangan nuklir miliknya.

Iran terus melangkahi batas-batas kesepakatan dalam aktivitas nuklirnya guna merespons mundurnya AS dari kesepakatan tersebut pada 2018 dan pemberlakuan sanksi oleh Washington yang melumpuhkan perdagangan minyak Iran. Berdasarkan kesepakatan nuklir, Teheran setuju mengekang aktivitas nuklir miliknya dengan imbalan pencabutan sebagian besar sanksi internasional.

Disinggung soal keputusan Iran untuk tidak lagi patuh pada kesepakatan nuklir, Maas menjawab: "Ini adalah keputusan yang membuat situasi yang sudah rumit menjadi lebih rumit. Tak ada satu pun yang menginginkan Iran memperoleh senjata nuklir."

"Apa yang telah Iran umumkan tidak lagi sejalan dengan kesepakatan, sehingga hari ini kami akan berunding dengan Prancis dan Inggris untuk memutuskan tentang - bagaimana kami merespons pengumuman itu pekan ini," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement