Jumat 10 Jan 2020 14:34 WIB

Presiden Taiwan Jelang Pemilu: Dunia Melihat Demokrasi Kami

Taiwan akan menggelar pemilihan presiden dan anggota parlemen pada Sabtu.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyampaikan pidato jelang pemungutan suara warga untuk pemilihan parlemen dan presiden, Sabtu besok. Tsai mengatakan, dunia tengah menyaksikan pilihan Taiwan sebagai satu-satunya wilayah berbahasa-Cina yang berdemokrasi.

Menurut Tsai, pemungutan suara akan menjadi hak untuk kebebasan. "Memilih Tsai Ing-wen dan Enoch Wu berarti memilih untuk berdiri bersama dengan demokrasi dan kebebasan," ujar Tsai kepada wartawan di sebuah kampanye. Wu adalah anggota Partai Progresif Demokratik (DPP) Tsai yang akan datang.

Baca Juga

"Lebih penting lagi, ini menunjukkan tekad kami untuk mempertahankan negara dan kedaulatan kami," ujar Tsai menambahkan. Tsai mencalonkan dirinya kembali untuk masa jabatan keduanya dalam pemilihan besok.

Tsai mengatakan, Taiwan adalah satu-satunya negara demokrasi di semua masyarakat berbahasa Cina di dunia. "Seluruh dunia menyaksikan bagaimana kita membuat pilihan kita," kata Tsai.

Jumat (10/1) pagi waktu setempat, Tsai berkeliling di jalan-jalan ibu kota dengan bendera berwarna-warni disambut para pendukungnya. Tsai ditantang oleh Han Kou-yu dari partai opoisis utama, Kuomintang. Han menyukai hubungan Taiwan dengan Beijing. Menurutnya, hal itu adalah satu-satunya cara untuk memastikan keamanan dan kemakmuran Taiwan.

"Silakan datang untuk mendukung Han Kuo-yu, yang visinya untuk negara itu adalah Taiwan aman, orang-orang menjadi kaya dan perdamaian lintas selat," ujar sekretaris jenderal kampanye Han Tseng Yung-chuan.

Masalah Cina adalah perihal isu utama dalam kampanye. Terlebih setelah presiden Cina Xi Jinping tahun lalu memperingatkan pihaknya bisa saja menyerang Taiwan. Meski, ia menambahkan, lebih suka formula damai dengan "satu negara, dua sistem" bagi Taiwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement