Senin 13 Jan 2020 14:01 WIB

Kanada Kehilangan Banyak Akademisi Akibat Kecelakaan Pesawat

Pesawat Ukraina yang jatuh di Iran membawa sejumlah profesor dan mahasiswa Kanada

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Warga Ukraina menaruh bunga dan lilin sebagai tanda berduka cita atas korban kecelakaan pesawat. Pesawat Ukraina yang jatuh di Iran membawa sejumlah profesor dan mahasiswa Kanada. Ilustrasi.
Foto: EPA/Sergey Dolzhenko
Warga Ukraina menaruh bunga dan lilin sebagai tanda berduka cita atas korban kecelakaan pesawat. Pesawat Ukraina yang jatuh di Iran membawa sejumlah profesor dan mahasiswa Kanada. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, EDMONTON -- Ukraine International Airlines PS752 membawa 176 orang dengan 57 di antaranya berasal dari Kanada. Beberapa dari mereka merupakan akademisi yang terdiri dari profesor dan mahasiswa.

Secara tidak sengaja, militer Iran menembak pesawat tersebut pada 8 Januari dan membunuh seluruh penumpang dan awak kabin yang bertugas, termasuk akademisi dan mahasiswa tersebut. "Ini adalah kerugian besar. Kata-kata tidak bisa mengungkapkan kesedihan yang kita rasakan di kampus," kata Presiden Universitas Alberta David Turpin yang kehilangan setidaknya 10 anggota termasuk mahasiswa, dosen, dan alumni.

Dari 10 orang yang meninggal itu adalah profesor teknik elektro di Universitas Alberta Mojgan Daneshmand. "Seorang wanita yang brilian, brilian, sangat cerdas," kata Presiden Iranian Heritage Society of Edmonton Reza Akbari.

Suami Daneshmand, Pedram Mousavi, merupakan seorang profesor teknik mesin di perguruan tinggi yang sama. Dua anak perempuan pasangan itu juga meninggal dalam kecelakaan itu.

Pasangan itu telah melakukan perjalanan ke Iran dengan anak perempuan Daria dan Dorina berusia 14 dan 10 tahun. Keluarga ini terbang ke Iran untuk mengunjungi orang tuanya yang sudah lanjut usia.

"Saya masih saya kaget, saya masih tidak percaya. Saya selalu berpikir,‘ Dia akan datang. Ini belum terjadi ’. Sangat sulit untuk diterima," kata Vahid Rezania rekan Mousavi.

Ada pula pasangan Arash Pourzarabi dan Pouneh Gourji yang merupakan mahasiswa pascasarjana dalam ilmu komputer di Universitas Alberta. Mereka telah pergi ke Iran untuk melangsungkan pernikahan. Mereka berada di pesawat bersama empat anggota pesta pernikahan.

Dewan Sekolah Distrik Toronto mengatakan sejumlah siswa dan anggota keluarganya tewas dalam kecelakaan itu. Dewan sekolah untuk wilayah York, di utara Toronto, mengatakan sekolah-sekolahnya terkena dampak langsung.

Selain keluarga itu, terdapat 13 orang lain yang berasal dari kota Edmonton, Kanada bagian barat yang menjadi korban. Salah satunya Siavash Ghafouri Azar dan Sara Mamani yang baru menikah di Iran. Pasangan insinyur ini baru saja membeli rumah di pinggiran Montreal.

Setelah kabar jatuhnya pesawat di Teheran, komunitas di Edmonton pun melakukan upacara duka untuk menghormati korban. Lusinan orang berkerumun di depan badan legislatif Alberta, beberapa membawa foto orang terdekat.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan akan mengejar keadilan dan akuntabilitas untuk kematian orang-orang dalam bencana pesawat itu, Ahad (12/1). Dia berbicara di depan kerumunan 1.700 orang di gimnasium bola basket Edmonton.

"Tragedi ini seharusnya tidak pernah terjadi, dan saya ingin meyakinkan Anda bahwa Anda memiliki dukungan penuh saya selama masa yang sangat sulit ini. Anda memberi kami tujuan untuk mengejar keadilan dan akuntabilitas untuk Anda," kata Trudeau.

Ketika Trudeau berbicara, anak-anak kecil dapat didengar menangis di antara hadirin dan kotak-kotak tisu dibagikan di antara mereka. Foto orang berbingkai hitam terpampang di atas panggung, tempat pelayat meletakkan kelopak mawar, lilin, dan piring kurma.

Menurut sensus Kanada 2016, sekitar 210 ribu dari 38 juta penduduk Kanada adalah keturunan Iran. Banyak warga keturunan Iran memanfaatkan rute Kiev, Ukraina, sebagai pilihan berpergian karena tidak ada penerbangan langsung. Kanada memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 2012.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement