REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan para korban pesawat Ukraina yang tidak sengaja ditembak jatuh Iran akan masih hidup bila tidak ada ketegangan di kawasan Timur Tengah. Sebagian besar korban adalah warga Iran dan Iran-Kanada.
Amerika Serikat (AS) membunuh komandan militer Iran Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad pada 3 Januari lalu dengan pesawat tanpa awak. Iran melancarkan serangan ke pangkalan militer di Irak yang menampung pasukan AS pada 8 Januari.
"Saya pikir jika tidak ada ketegangan, jika tidak ada eskalasi akhir-akhir ini di kawasan, para (korban) Kanada mungkin sekarang ada di rumah bersama keluarga mereka," kata Trudeau dalam transkrip wawancara dengan Global News TV, Selasa (14/1).
Pesawat Ukraina itu ditembak jatuh tidak lama setelah Iran melancarkan serangannya ke Irak. Sebanyak 176 orang yang berada di dalam pesawat meninggal dunia. Sementara tidak ada korban tewas atau terluka dalam serangan Iran ke pangkalan militer di Irak.
Trudeau mengatakan Kanada tidak menerima pemberitahuan dari AS mereka akan menyerang Soleimani. Ia 'jelas' berharap mendapat pemberitahuan terlebih dahulu.
"AS membuat membuat keputusan, kami berusaha untuk bekerja dengan masyarakat internasional dalam isu besar, tapi terkadang negara-negara lain mengambil tindakan tanpa memberi informasi kepada sekutu," kata Trudeau.
Trudeau mengatakan sementara pemerintahannya bekerja secepat mungkin untuk membawa jenazah warga Kanada dari Iran untuk dikebumikan. Tapi hal itu tampaknya akan memakan waktu berminggu-minggu atau 'mungkin bahkan berbulan-bulan'.
Kanada mengatakan Iran sudah memberi sinyal Kanada dapat ikut berperan aktif dalam proses penyelidikan kecelakaan pesawat itu. Pada pekan lalu Iran mengatakan penembakan pesawat itu sebagai 'kesalahan yang mengakibatkan bencana'.