Selasa 21 Jan 2020 15:54 WIB

Iran Minta Alat Unduh Informasi Kotak Hitam Pesawat Ukraina

Iran tak memiliki peralatan memadai untuk unduh data kotak hitam pesawat Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina Timur, Juli tahun lalu.
Foto: abc news
Pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina Timur, Juli tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran meminta peralatan yang menurutnya perlu dari Amerika Serikat (AS) dan otoritas Prancis untuk mengunduh informasi dari kotak hitam pesawat Ukraina. Namun, badan penerbangan sipil Iran menyatakan, Teheran belum menerima respons positif atas permintaan itu.

Organisasi Penerbangan Sipil Iran mengatakan dalam laporannya yang kedua tentang kecelakaan pesawat Ukraina bahwa mereka tidak memiliki peralatan memadai untuk mengunduh data dari perekam yang dipasang di Boeing 737 buatan AS. Kondisi itu yang membuat mereka meminta bantuan pengadaan alat.

Baca Juga

Kanada, Ukraina, dan negara-negara lain yang memiliki warga negaran dalam penerbangan telah meminta Iran untuk mengirim data penerbangan dan perekam suara ke para ahli di luar negeri untuk dianalisis. Namun, Iran memberikan sinyal yang membingungkan untuk permintaan itu.

Keengganan Iran untuk menyerahkan kotak hitam itu membuat frustasi banyak negara. Padahal 176 orang di dalamnya yang terdiri atas warga berbagai negara meninggal dunia karena ulah militer Iran sendiri.

Bahkan Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadym Prystaiko, telah meminta memberikan kotak hitam secara langsung ke Menteri Jalan dan Pengembangan Perkotaan Iran, Mohammad Eslami, yang menjadi pemimpin pertemuan penyelidikan jatuhnya pesawat Ukraina Airline. Selain permintaan rekaman kotak hitam dari banyak negara, Teheran pun telah menghadapi tuntutan kompensasi dan penyelidikan penuh atas penembakan itu.

Kanada yang memiliki 57 warga dalam penerbangan itu mengatakan, Prancis akan menjadi tempat terbaik untuk menerima kotak hitam. Sebab, negara itu adalah salah satu dari sedikit negara dengan kemampuan membacanya terbaik. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement