Jumat 21 Feb 2020 13:15 WIB

3.000 Unta Impor Australia Berhamburan di Ibu Kota Libya

Ribuan unta asal Australia digiring berjalan setelah pelabuhan di Tripoli ditembaki.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Rombongan unta berlarian di tengah kota Tripoli, Rabu (19/2) malam.
Foto: Ahmed Elumami/Reuters
Rombongan unta berlarian di tengah kota Tripoli, Rabu (19/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Sebanyak 3.000 unta yang diimpor dari Australia telah tiba di ibu kota Libya, Tripoli, Kamis (20/2). Unta-unta itu kemudian langsung dievakuasi dengan digiring berjalan setelah pelabuhan tempat hewan-hewan tiba berada di bawah tembakan artileri.

Unta-unta tersebut meninggalkan pelabuhan Tripoli dan digiring di sepanjang jalan raya menuju barat ke kota Zawiya, sekitar 45 kilometer jaraknya. Hewan Timur Tengah itu digiring pada tengah malam Rabu dan tiba pada Kamis pagi di Zawiya. 

Baca Juga

Seorang saksi mata pedagang mengatakan, bahwa kelompok bersenjata setempat telah mencuri 125 unta saat mereka melewati pinggiran Tripoli, Janzour. Seorang wartawan Reuters melihat sekitar 20 kawanan unta bertabrakan satu sama lain saat mereka meninggalkan Tripoli tengah. Beberapa unta berusaha mencari makanan di sepanjang sisi jalan. Pasukan keamanan sementara menutup jalan untuk membiarkan mereka lewat.

Pedagang itu mengatakan, rekan bisnisnya dari Zawiya membeli unta setelah mendengar mereka dijual murah di Australia. Australia menjual unta karena air langka di sana.

Unta memang kerap diimpor ke Libya dari Sudan bersama dengan kambing. Sebab, daging unta banyak dimakan. Unta-unta itu biasanya akan dibawa ke Zawiya dengan menggunakan truk. Namun, tidak untuk kali ini. Sang pemilik memutuskan untuk membuat unta-unta itu berjalan karena takut bahwa pelabuhan akan mengalami serangan yang baru. 

Saat unta-unta digiring di sepanjang jalan, beberapa penonton mengolok-olok pemerintah. Mereka mengatakan bahwa unta itu dibawa sebagai bentuk transportasi pengganti karena kurangnya bensin.

Pelabuhan Tripoli yang berada dekat dengan pusat kota, diserang pada Selasa lalu oleh pasukan jenderal Khalifa Haftar. Pihaknya telah melakukan serangan untuk menguasai Tripoli selama lebih dari 10 bulan.

Pasukan Haftar telah memerangi pasukan pemerintah yang diakui secara internasional yang berbasis di Tripoli. Ibu kota Libya telah menjadi tempat beberapa kali pertempuran sejak mantan penguasa Muammar Gaddafi digulingkan dalam pemberontakan yang didukung NATO pada 2011. Konflik berkecamuk itu telah menyebabkan penurunan tajam dalam standar hidup di negara kaya minyak, termasuk pemadaman listrik dan kekurangan bahan bakar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement