Selasa 25 Feb 2020 06:02 WIB

Dubes China: Kematian Corona Jauh di Bawah Epidemi Lain

Tingkat kematian akibat virus corona diklaim sangat kecil meski infeksi besar.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan / Red: Nur Aini
Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Quan ketika ditemui Republika di Bengkel Diplomasi FPCI, Jakarta, Senin (24/2)
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Quan ketika ditemui Republika di Bengkel Diplomasi FPCI, Jakarta, Senin (24/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dubes China untuk Indonesia, Xiao Quan membandingkan kematian akibat virus corona dengan epidemi lainnya yang sempat menyentak dunia. Dia mengatakan, meski jumlah yang terinfeksi corona atau COVID-19 sangat besar, tetapi tingkat kematiannya sangat kecil.

“Saat ini tingkat kematian (akibat virus corona) ada di angka 3,3 persen. Angka itu jauh di bawah Ebola 40,4 persen, MERS 34,4 persen, SARS 10 persen dan H1N1 di USA 17,4 persen,” ujar dia ketika ditemui Republika.co.id di Bengkel Diplomasi Foreign Policy Community of Indonesia, di Jakarta, Senin (24/2).

Baca Juga

Mengutip data Center for Disease Control and Prevention (CDC) USA, ia juga menyinggung virus flu. Di mana menurut dia, virus itu telah menginfeksi setidaknya 29 juta orang Amerika dan menyebabkan kematian pada 14 ribu orang.

Oleh karenanya, ia meminta agar setiap pihak, negara dan yang berkepentingan lainnya untuk tidak panik berlebih atau bahkan takut pada COVID-19. Meskipun, ia meminta agar perhatian dan upaya pencegahan bisa dimaksimalkan lagi.

“Saya tidak bilang ini tidak bahaya, ini bahaya. Tapi dibandingkan epidemic lain, epidemic ini dinilai tidak lebih berbahaya. Jadi jangan takut atau panik berlebih,” kata dia.

Menurutnya, dari seluruh kasus yang terkonfirmasi, lebih dari 97 persen kasus berada di China. Namun demikian, pihaknya menegaskan akan melakukan hal yang terbaik dan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk WHO untuk menahan dan menyelesaikan wabah tersebut.

“Itu membuktikan, virus setidaknya telah terkurung di China,” kata dia. Meskipun ia tak menampik ada sebagian kecil wilayah di luar China yang terdampak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement