Kamis 05 Mar 2020 01:27 WIB

Turki: 2 Tentara Kami Meninggal dalam Pertempuran Idlib

Pertempuran di Idlib Suriah masih belum berhenti.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan / Red: Nashih Nashrullah
Warga  memperhatikan gedung yang hancur akibat serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Kota Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).
Foto: Ghaith Alsyayad/AP
Warga memperhatikan gedung yang hancur akibat serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Kota Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, tentaranya kembali menjadi korban dari serangan pasukan pemerintah Suriah di Idlib Suriah, Rabu (4/3). 

Dalam serangan tersebut, dua tentara Turki dinyatakan meninggal, sementara enam lainnya mengalami luka dan cedera. Dilansir dari Al Arabiya, Rabu (4/3), dalam pernyataanya, Turki juga diketahui langsung membalas tembakan Suriah tersebut dengan menyerangnya kembali menggunakan tembakan. Menurut Kemhan Turki, serangan yang dilakukan sejauh ini cukup efektif dan menyerang sasaran.

Baca Juga

Lebih lanjut, hingga kini Kemhan Turki juga menyatakan, serangan terhadap Turki itu disebut-sebut telah memakan 59 korban jiwa, termasuk satu orang di dalamnya pada serangan Selasa (3/3) kemarin. Utamanya, korban tersebut mulai berjatuhan sejak Ankara memulai operasinya pada bulan lalu.

Terpisah, sebuah pesawat tempur Suriah juga dilaporkan telah ditembak jatuh oleh pihak Turki di Idlib, Selasa (3/3). Di mana, saling serang tersebut diketahui menjadi respon balasan masing-masing pihak.

Sementara itu, pemerintahan Presiden Bashar Al Assad yang didukung angkatan udara Rusia disebut masih terus menyerang untuk merebut kembali Idlib dari pasukan oposisi yang saat ini didukung Turki. 

Terlebih, sejak adanya operasi militer pada Desember lalu, di mana pasukan Pemerintah Suriah telah merebut kembali wilayahnya dari para pemberontak. Termasuk, perebutan jalur tol M5 dan memperkuat pengaruhnya di sebagian wilayah Aleppo.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement