Sabtu 28 Mar 2020 15:13 WIB

Rouhani Yakin Sistem Kesehatan Iran Siap Hadapi Covid-19

Rouhani memerintahkan pusat perbelanjaan dan pasar di seluruh Iran tutup 15 hari.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, infrastruktur kesehatan Iran kuat, dan siap untuk menghadapi kemungkinan peningkatan kasus virus corona tipe baru atau Covid-19, Sabtu (28/3).

Iran adalah satu negara Timur Tengah terparah terkena dampak pandemi Covid-19. Hingga Jumat (27/3) Kementerian Kesehatan Iran melaporkan jumlah kematian seabnyak 2.378, dan total infeksi yang dikonfirmasi tercatat sebanyak 32.332 orang.

Baca Juga

Iran telah melakukan pembatasan perjalanan dan melarang pertemuan tradisional guna mengekang persebaran virus yang semakin meluas di negeri para mullah itu. Selama festival Nowruz merayakan Tahun Baru Persia yang berlangsung hingga 3 April, orang biasanya berduyun-duyun ke tujuan wisata seperti Laut Kaspia untuk liburan keluarga.

Mereka terus melakukannya meskipun ada pembatasan perjalanan di luar kota. "Sayangnya beberapa orang Iran telah mengabaikan saran dari pejabat kementerian kesehatan dan melakukan perjalanan selama liburan Tahun Baru. Ini dapat menyebabkan gelombang kedua coronavirus," kata juru bicara pemerintah Ali Rabiei dikutip BBC, Sabtu (28/3).

Foto-foto beredar luas di media sosial yang menunjukkan kemacetan lalu lintas di jalan utama antara ibu kota, Teheran, dan pusat keagamaan Qom. Presiden Rouhani mengatakan, pertemuan juga akan dibatasi selama Sizdah Bedar pada 1 April, sebuah festival alam di mana orang Iran biasanya berpiknik di luar ruangan.

Rouhani juga memerintahkan pusat-pusat perbelanjaan dan pasar-pasar di seluruh negeri untuk tutup selama 15 hari. Satu-satunya pengecualian adalah untuk apotek dan toko sembako.

Pihak berwenang Iran juga telah menutup situs-situs keagamaan utama, di antaranya kuil-kuil Hazrat Masoumeh dan Imam Reza yang sangat dihormati di kota-kota Qom dan Mashhad. Sebelumnya Pemerintah mendapat kecaman keras ketika memilih untuk tidak menutup tempat suci di Qom, kota suci di pusat wabah yang dikunjungi oleh jutaan peziarah Muslim Syiah setiap tahun.

"Kita seharusnya mengkarantina Qom sejak hari pertama, penyakit ini bukan lelucon, yang merupakan cara kita menghadapinya," kata wakil ketua parlemen Iran dan mantan Menteri Kesehatan Massoud Pezeshkian.

Di tengah pandemi Covid-19 di Iran, AS memasukkan daftar hitam lima perusahaan yang berbasis di Iran dan Irak serta 15 orang yang dituduh mendukung kelompok-kelompok teroris. Ini adalah putaran ketiga sanksi terhadap target-target Iran dalam dua minggu terakhir bahkan ketika Teheran memerangi wabah corona.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement