REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman kembali membuka aktivitas perekonomian pada Senin, (20/4) setelah menjalani lockdown selama satu bulan. Sejumlah pertokoan, dealer mobil dan sepeda diizinkan untuk buka dan sekolah akan dibuka kembali dalam dua pekan mendatang.
"Kami membutuhkan kehidupan lagi. Selama ini kota seperti kota hantu. Kita sudah menabung uang cukup banyak, sekarang saatnya keluar dan menghabiskannya," ujar seorang warga, Michaela Frieser di distrik perbelanjaan utama Frankfurt.
Kanselir Jerman, Angela Merkel meminta kepada seluruh warga agar tetap disiplin untuk menjaga jarak dan mengenakan masker saat berbelanja maupun ketika berada di transportasi umum. Beberapa negara bagian mewajibkan warganya untuk mengenakan masker ketika keluar rumah.
Dia mengingatkan bahwa bahaya infeksi virus corona di Jerman tetapi tinggi jika warganya tidak disiplin menjaga jarak, mencuci tangan, dan mengenakan masker. Ada risiko bahwa penularan akan melonjak jika pembatasan dilonggarkan terlalu cepat, sehingga nantinya harus diperketat lagi.
"Kita harus tetap waspada dan disiplin," ujar Merkel.
Sejumlah pertokoan di Lukesmburg juga kembali dibuka. Pemerintah setempat mengatakan, sekolah akan dibuka kembali mulai 4 Mei namun kelas akan dibagi menjadi dua bagian. Masing-masing kelas secara bergantian akan belajar di sekolah selama seminggu dan seminggu berikutnya belajar di rumah.
Jerman memiliki kasus infeksi virus corona jenis baru atau Covid-19 tertinggi kelima setelah Amerika Serikat, Spanyol, Italia, dan Prancis. Pada Ahad lalu, Jerman mencatat kasus yang dikonfirmasi sebesar 1.775. Penambahan ini membuat total kasus infeksi virus corona di negara tersebut menjadi 141.672. Menurut penghitungan Roberth Koch Institute, jumlah kematian akibat virus itu mencapai 4.404.
Bank sentral, Budesbank menyatakan bahwa Jerman sedang berada dalam resesi ekonomi yang cukup parah. Pemulihan ekonomi diperkirakan tidak dapat berlangsung dengan cepat karena pandemi virus corona. Pemerintah telah berupaya mengurangi dampak ekonomi dari penetapan lockdown dengan meluncurkan paket stimulus sebesar 815 miliar dolar AS.