Kamis 23 Apr 2020 06:46 WIB

Gencatan Senjata di Idlib Jadi Berkah Melimpah Bagi Warga

Warga Idlib kembali ke rumah mereka selama gencatan senjata.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Warga Idlib kembali ke rumah mereka selama genjatan senjata. Anak-anak Idlib bermain (ilustrasi)
Foto: AP
Warga Idlib kembali ke rumah mereka selama genjatan senjata. Anak-anak Idlib bermain (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB – Gencatan senjata yang dilakukan pada Maret di Idlib, Suriah barat laut, terbukti menjadi berkah bagi negara itu. Pasalnya, banyak warga sipil yang kembali ke rumah mereka untuk bekerja dan berusaha mencari nafkah. 

Kegiatan pertanian dan perikanan sudah mulai berkembang kembali setelah adanya gencatan senjata yang dicapai Turki dan Rusia, sebagaimana dilansir di Anadolu Agency, Kamis (23/4). Para petani memelihara domba, kambing, dan ikan di Provinsi Hama, sebuah daerah dengan padang rumput luas di selatan Idlib.

Baca Juga

Provinsi tersebut juga menjadi salah satu pusat terpenting Suriah untuk ikan yang dibudidayakan. Orang-orang juga mengatur naik perahu di kolam. 

Idlib saat ini menjadi rumah bagi sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi dalam beberapa tahun terakhir oleh pasukan pemerintah di seluruh Suriah yang dilanda perang. Beberapa orang memanfaatkan gencatan senjata sebagai peluang untuk kembali ke rumah. Sekitar 1 juta warga Suriah dipindahkan dari Provinsi Idlib ketika pemerintah Assad dan sekutunya meluncurkan serangan November lalu.  

Sebagian besar pengungsi mencari perlindungan di kamp-kamp dekat perbatasan dengan Turki. Sementara itu, yang lain pergi ke daerah-daerah di bawah kendali pemberontak Suriah. Protokol 6 Maret antara Ankara dan Moskow mendesak semua pihak untuk menghentikan pertempuran di zona deeskalasi. 

Suriah telah dirusak oleh perang saudara sejak awal 2011. Ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta orang terusir, menurut perkiraan PBB.

Idlib, rumah bagi lebih dari 3 juta orang, telah menjadi subjek berbagai perjanjian gencatan senjata selama bertahun-tahun. Namun, kesepakatan itu sering dilanggar kedua belah pihak.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement