REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Kepala polisi Afro-Amerika pertama Toronto, Mark Saunders mengumumkan pengunduran dirinya secara mendadak. Dia mengatakan kepada Canadian Broadcasting Corporation bahwa kematian George Floyd oleh perwira polisi kulit putih telah membuatnya merasa terusik.
"Itu masih menganggu saya. Bukan itu yang seharusnya dilakukan oleh penegak hukum," ujar Saunders.
Saunders telah bergabung dengan Kepolisian Toronto selama 37 tahun. Dia menjabat sebagai kepala kepolisian sejak 2015. Pada Agustus 2019, Dewan kota Toronto memperpanjang kontrak Saunders hingga April 2021. Namun, Saunders memilih untuk mengajukan pengunduran diri setahun lebih cepat dari waktu pensiunnya.
Pekan lalu, Saunders ikut berpartisipasi dalam aksi demonstrasi yang menuntut kebrutalan polisi dan mengutuk kematian Floyd. "Bekerja di divisi pembunuhan, saya melihat banyak anak laki-laki kulit hitam muda terbunuh oleh anak laki-laki kulit hitam muda lainnya. Penegaka hukum berurusan dengan gejala-gejala itu," kata Saunders.
Saunders menderita penyakit ginjal dan telah melakukan transplantasi pada 2017. Namun dia menegaskan bahwa keputusannya untuk pensiun lebih cepat bukan berdasarkan faktor kesehatan.
Pada Senin lalu, dua anggota dewan kota Toronto mengajukan mosi untuk memotong anggaran polisi sebesar 10 persen. Menurut Saunders, dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk lembaga lain yang bergerak dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.