REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Pemerintah Amerika Serikat menerjunkan pasukan Garda Nasional tak bersenjata untuk melindungi patung dan monumen yang dianggap sebagai simbol rasialisme oleh para pengunjuk rasa. Sebelumnya, para pengunjuk rasa berupaya merobohkan patung mantan Presiden Andrew Jackson di sebuah taman dekat Gedung Putih.
Dikutip dari Aljazirah pada Kamis (25/6), Presiden Donald Trump berjanji akan mengambil tindakan tegas kepada siapa pun yang menghancurkan atau merusak monumen bersejarah Amerika Serikat. Seruan untuk merobohkan monumen dan patung itu datang setelah protes besar-besaran Black Lives Matter awal bulan ini. Aksi tersebut dipicu oleh kematian pria kulit hitam di tangan polisi, George Floyd pada 25 Mei lalu.
Sementara itu, di negara bagian Midwest Wisconsin, Gubernur Tony Evers menegaskan pihaknya siap untuk mengaktifkan Pengawal Nasional untuk melindungi properti negara. Itu dilakukan usai pengunjuk rasa di luar Wisconsin Capitol merobohkan patung-patung sebagai peringatan gerakan yang menyingkirkan perbudakan, serta hak-hak perempuan. Bahkan para demonstran melemparkan bom molotov ke dalam gedung pemerintahan dalam aksi kekerasan pada malam hari yang melibatkan serangan terhadap senator.
Kekerasan pecah pada Selasa (23/6) malam ketika 200-300 orang memprotes penangkapan seorang pria kulit hitam yang berteriak pada pelanggan restoran melalui megafon sambil membawa tongkat baseball. Petugas di dalam Capitol menggunakan semprotan merica untuk mengusir pengunjuk rasa yang mencoba masuk ke pusat bersejarah pemerintah negara bagian.
"Apa yang terjadi di Madison tadi malam menunjukkan perbedaan nyata dari protes damai yang telah kita saksikan di seluruh negara bagian dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kerusakan signifikan terhadap properti negara," kata Evers dalam sebuah pernyataan.
Pengerahan sekitar 400 pasukan Garda Nasional di Washington DC atas perintah kementerian dalam negeri. Mereka akan membantu kepolisian untuk mencegah pengrusakan patung maupun monumen oleh pengunjuk rasa. Namun tidak ada pasukan yang dipindahkan ke jalan-jalan, tetapi mereka bersiaga di National Guard Armory. Seorang pejabat AS mengatakan aktivasi itu memberi Departemen Kehakiman cukup waktu untuk memanggil personel penegak hukum federal tambahan.
Pada Senin lalu, para demonstran berupaya merobohkan patung mantan presiden Andrew Jackson di depan Gedung Putih. Jackson menjabat sebagai presiden dua periode dari 1829-1837 yang mengambil gaya kebijakan populis dan kerap dibandingkan dengan Donald Trump. Aktivis suku asli Amerika telah lama mengkritik Jackson karena menandatangani Indian Removal Act 1830 yang membuat ribuan suku asli Amerika diusir dari tanahnya oleh pemerintah AS.
Presiden Donald Trump berjanji akan bertindak keras kepada siapa saja yang merusak atau melakukan vandalisasi monumen bersejarah AS dan mengancam akan menggunakan kekuatan dalam menghadapi pengunjuk rasa.