REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Mesut Hakki Casin, mengancam akan membalas Yunani terkait konflik di Laut Mediterania. Anarka telah mengeksplorasi wilayah tersebut menyusul perjanjian kontroversial yang ditandatangani dengan Libya.
"Kapal eksplorasi di luar sana memiliki bendera Turki dan serangan terhadapnya akan dianggap sebagai Casus Belli," kata Casin merujuk pada istilah latin yang merujuk pada tindakan yang membenarkan perang.
Laporan Greek City Times menyatakan, Casin mengibaratkan serangan terhadap kapal Turki sebagai bentuk penyerangan pemerintahan di Ankara. "Kedua, bagaimana kamu [orang Yunani] menyerang kapal pengeboran yang damai di perairan internasional dan [di] wilayah Zona Ekonomi Eksklusif?" kata Profesor dari Departemen Hubungan Internasional Universitas Yeditepe.
Casin merujuk pada perjanjian maritim Turki yang ditandatangani dengan Government of National Accord (GNA) tahun lalu di Libya. Perjanjian itu memberikan perbatasan maritim di Laut Mediterania Timur yang kaya gas ke Ankara.
Seperti dikutip dari Al Arabiya, perjanjian tersebut menyerahkan 200 mil wilayah tersebut untuk eksplorasi gas ke Ankara. Kondisi ini telah secara signifikan memperburuk sengketa yang ada antara Turki dan Yunani mengenai eksplorasi energi di wilayah tersebut. Yunani memperingatkan Turki atas pengeboran di dekat Kreta.
Konflik yang sedang berlangsung di Libya memiliki dampak langsung pada wilayah Mediterania Timur. Para ahli menilai, motif campur tangan Turki di Libya tidak jelas dan mungkin merupakan langkah untuk mengamankan aset hidrokarbon kaya negara itu.
Perjuangan untuk mengendalikan pasokan minyak ini telah menjadi pusat kerusuhan negara sejak 2011. Libya adalah rumah bagi 48,4 miliar barel cadangan minyak terbesar Afrika dan menjadi pemain penting dalam pasar hidrokarbon global.