Rabu 05 Aug 2020 00:04 WIB

Banjir Korsel Sebabkan 14 Orang Meninggal

Hujan selama 42 hari berturut-turut merupakan musim hujan terpanjang di Korsel

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Hujan selama 42 hari berturut-turut merupakan musim hujan terpanjang di Korsel. Banjir bandang dan longsor diperparah dengan munculnya Topan Hagupit dari China.
Foto: EPA
Hujan selama 42 hari berturut-turut merupakan musim hujan terpanjang di Korsel. Banjir bandang dan longsor diperparah dengan munculnya Topan Hagupit dari China.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Pejabat berwenang mengumumkan sekurangnya 14 orang meninggal dunia dan lebih dari 1.000 orang terpaksa mengungsi karena hujan yang mendera Korea Selatan (Korsel) membuat banjir dan longsor, Selasa (4/8). Hujan selama 42 hari berturut-turut merupakan musim hujan terpanjang negara itu dalam tujuh tahun yang memicu banjir dan tanah longsor.

Hujan deras yang memicu banjir dan tanah longsor juga terjadi di China, Thailand, Myanmar, dan India dalam beberapa hari terakhir. Di Korsel, hujan deras menggenangi tanah pertanian dan membanjiri sebagian jalan raya dan jembatan utama di ibu kotanya, Seoul.

Baca Juga

Para korban meninggal dunia termasuk tiga warga Selandia Baru dari keluarga yang sama, yang ditemukan tewas pada Senin (3/8) setelah tanah longsor melanda pondok liburan di negara Gapyeong, timur laut Seoul. "Mereka adalah seorang wanita yang diyakini berusia 65 tahun, putrinya yang berusia 36 tahun, dan cucunya yang berusia tiga tahun," kata seorang pejabat kepolisian Gapyeong.

Kementerian luar negeri Selandia Baru mengatakan mereka mengetahui kematian itu dan telah memberikan bantuan konsuler namun tidak menguraikan lebih detail.

Presiden Korsel Moon Jae-in menyatakan keprihatinannya terhadap imbas hujan selama 42 hari. Menurut para pejabat, cuaca kali ini merupakan bentangan paling lama sejak 2013. Presiden Moon juga menyatakan keprihatinannya terhadap pekerja darurat sektor publik yang sudah memerangi pandemi virus corona baru ini di masa musim hujan panjang.

Presiden Moon mendesak upaya total untuk mencegah kematian akibat banjir dan longsor lebih lanjut, seperti tindakan untuk mencegah tanah longsor dan mengevakuasi orang, bahkan dalam kasus-kasus bahaya yang nampaknya kecil. Sebagian besar jalan dan jembatan banjir di sepanjang Sungai Han di Seoul yang telah mendukung lalu lintas dan infrastruktur rusak kembali beroperasi pada Selasa.

Di negara tetangga Korea Utara (Korut), media pemerintah memperingatkan kemungkinan banjir. "Semua sektor ekonomi nasional sedang mengambil langkah-langkah untuk mencegah kerusakan akibat hujan lebat," kata kantor berita negara KCNA.

Media itu juga mengatakan bahwa beberapa daerah diperkirakan menerima hujan setinggi setengah meter (20 inci). Mengutip para pejabat pemerintah Korsel yang tidak dikenal, Yonhap mengatakan Korut membuka pintu air bendungan perbatasan pada Senin tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada tetangganya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement