REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mendesak negara bagian untuk membuka kembali perbatasan mereka pada Desember 2020 mendatang dan melonggarkan perbatasan. PM Australia meminta hal ini karena frustrasi bisnis yang terkunci membuat rumah tangga mengalami kondisi kehilangan pekerjaan.
Morrison mengatakan negaranya akan berusaha untuk membawa orang Australia pulang dan menaikkan batas dari 4.000 orang dalam sepekan. Ia menyarankan perjalanan dengan Selandia Baru akan meningkatkan pariwisata dan membantu menghidupkan kembali ekonomi negeri kangguru yang mengalami resesi pertama kalinya sejak 1991 lalu.
Tujuh dari delapan pemimpin negara bagian dan teritori Australia setuju untuk memetakan jalan menuju perbatasan dan dibuka pada Desember dengan memberikan definisi hot spot untuk mengelola perjalanan di seluruh negeri tersebut.
Morrison mengaku telah memberi tahu Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern bahwa Australia juga akan menerapkan pendekatan hot spot yang sama ke Selandia Baru.
"Dengan tidak adanya vaksin, kami mungkin harus hidup seperti ini selama bertahun-tahun," kata Morisson kepada wartawan seperti dikutip dari laman Malay Mail, Jumat (4/9).
Negara bagian terbesar Australia, Australia Barat, yang tidak memiliki kasus penularan lokal selama 129 hari dan tidak memiliki pembatasan sosial atau bisnis menolak rencana membuka kembali perbatasannya. Perdana Menteri bagian Australia Barat Mark McGowan mengatakan, perbatasan gurun yang memisahkan negaranya telah ditutup untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi operasi pertambangan terbesar negara itu.
Penutupan perbatasan internasional Australia, penguncian, dan pembatasan sosial membuat infeksi dan kematian akibat virus corona jauh lebih sedikit dibandingkan negara lainnya. Secara nasional telah terjadi 26.100 infeksi dan 737 kematian.
Industri pariwisata Australia menyambut baik rencana pembukaan kembali perbatasan internal pada liburan musim panas dan Natal. "Industri kami tetap bertekuk lutut dan setiap bulan kehilangan ribuan pekerjaan dan aktivitas senilai 6 miliar dolar AS akibat penutupan paksa perjalanan domestik saja," kata Kepala Eksekutif Forum Pariwisata dan Transportasi Margy Osmond.
Victoria yang menjadi negara bagian terpadat kedua adalah pusat gelombang kasus Covid-19 terbaru Australia, terutama di ibu kota negara bagian Melbourne. Infeksi baru harian telah turun menjadi dua digit pekan ini berkat penguncian ketat yang diberlakukan pada 2 Agustus lalu. Melbourne mendekati akhir penguncian wilayah selama enam pekan yang mencakup jam malam, satu jam olahraga di luar ruangan, dan batas melakukan perjalanan dalam jarak 5 kilometer dari rumah.
Perdana Menteri (PM) negara bagian Victoria Daniel Andrews akan menguraikan rencana untuk melonggarkan perbatasan pada Ahad besok. Kalangan bisnis telah menyerukan agar ekonomi dibuka kembali. Namun Andrews tidak ingin mencabut pembatasan dengan cepat dan dipaksa menutupnya kembali saat terjadi infeksi.
"Tidak ada alternatif lain selain melonggarkan pembatasan ini dengan cara yang aman dan mantap," kata Andrews kepada wartawan.