REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hakim Agung Amerika Serikat (AS) Ruth Bader Ginsburg meninggal dunia, Jumat (18/9). Ia menutup lembaran kehidupan di usia 87 tahun, setelah berjuang melawan komplikasi kanker pankreas metastatik yang dideritanya.
Ginsburg pertama kali mendapat jabatan tersebut setelah ditunjuk oleh mantan presiden AS Bill Clinton pada 1993. Dalam beberapa tahun terakhir, ia menjabat sebagai anggota paling senior dari sayap liberal pengadilan, secara konsisten memberikan suara progresif pada masalah sosial yang paling memecah belah saat ini, termasuk hak aborsi, pernikahan sesama jenis, hak suara , imigrasi, perawatan kesehatan, dan tindakan afirmatif.
Kepergiaannya saat ini adalah kuran dari tujuh pekan sebelum pemilu AS dilaksanakan. Dilansir CNN, ini disebut membuka pertarungan politik atas masa depan pengadilan.
Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnel beberapa saat setelah kabar duka tersebut mengatakan bahwa calon presiden petahana Donald Trump akan menerima pemungutan suara di sana. Namun, Ginsburg sebelumnya sempat mengatakan ingin penggantinya diangkat oleh presiden berikutnya.
"Keinginan saya yang paling kuat adalah saya tidak akan digantikan sampai presiden baru dilantik," ujar Ginsburg kepada cucu perempuannya, Clara Spera beberapa hari sebelum kematiannya.
Menanggapi meninggalnya Ginsburg, Trump mengatakan sosok hakim agung itu adalah perempuan yang luar biasa. Ia bahkan menyebut jika tak hanya luar biasa, namun kehidupannya pun luar biasa.
“Tak ada yang bisa saya katakan selain ia (Ginsburg) adalah perempuan yang luar biasa yang menjalani kehidupan yang luar biasa,” ujar Trump.
Ginsburg juga dikenal dengan julukannya sebagai ‘Notorious R.B.G’. Dalam acara pidato di seluruh negeri di hadapan khalayak liberal, ia disambut dengan tepuk tangan meriah saat berbicara tentang pandangannya tentang hukum, rutinitas olahraganya yang terkenal, dan perbedaan pendapatnya yang sering berapi-api.
"Bangsa kita telah kehilangan ahli hukum yang memiliki reputasi bersejarah. Kami di Mahkamah Agung telah kehilangan seorang kolega yang disayanginya. Hari ini kami berduka, tetapi dengan keyakinan generasi mendatang akan mengingat Ruth Bader Ginsburg seperti yang kami kenal, seorang pejuang keadilan yang tak kenal lelah dan tegas,” kata Hakim Agung John Roberts.
Ginsburg menderita lima serangan kanker, yang terakhir kambuh lagi pada awal tahun ini, di mana biopsi menunjukkan lesi pada livernya. Ia berkata kemoterapi memberikan hasil yang positif dan membuatnya mampu mempertahankan rutinitas harian yang aktif.
"Saya sudah sering mengatakan saya akan tetap menjadi anggota Mahkamah selama saya bisa melakukan pekerjaan itu dengan sepenuh tenaga," kata Ginsburg dalam sebuah pernyataan pada Juli lalu.
Ginsburg juga pernah mengatakan pada 2019 bahwa ia senang tetap sibuk, bahkan ketika sedang berjuang melawan kanker. Ia mengaku setiap kali aktif, dirinya merasa jauh lebih baik.
Ginsburg terkenal karena pekerjaan yang dia lakukan sebelum mengambil kursi hakim, ketika dia menjabat sebagai advokat untuk American Civil Liberties Union. Ia menjadi arsitek strategi hukum untuk membawa kasus ke pengadilan yang akan memastikan jaminan Amandemen ke-14 atas perlindungan yang sama diterapkan pada gender.
Di Mahkamah Agung, dia mungkin paling dikenal karena pendapat yang dia tulis di United States Virginia. Keputusan itu menyatakan kebijakan penerimaan semua laki-laki di Institut Militer Virginia yang didanai negara tidak konstitusional karena larangannya terhadap pelamar perempuan.
"Pelanggaran konstitusional dalam kasus ini adalah pengecualian perempuan secara kategoris dari kesempatan pendidikan luar biasa yang diberikan laki-laki," tulisnya pada 1996.
Ginsburg sendiri mengalami diskriminasi ketika dia lulus dari sekolah hukum pada 1959 dan tidak dapat menemukan pekerjaan juru tulis. Tidak ada yang lebih terkejut dari Ginsburg tentang status yang diperoleh perempuan di akhir 70-an dan awal 80-an.
"Sangat masuk akal Ginsburg telah menjadi idola bagi generasi muda. Dampaknya terhadap hukum Amerika dan Amerika sangat luar biasa,” kata Hakim Elena Kagan pada sebuah acara di New York Bar Association pada 2014.
https://edition.cnn.com/2020/09/18/politics/ruth-bader-ginsburg-dead/index.html