REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon wakil presiden (cawapres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Kamala Harris mengatakan tak akan mengonsumsi vaksin yang direkomendasikan Presiden Donald Trump. Menurutnya Trump dan pemerintahannya telah gagal menangani pandemi Covid-19.
"Jika ahli kesehatan masyarakat, jika Dr. (Anthony) Fauci mengatakan kepada kami bahwa kami harus menggunakannya (vaksin), saya akan menjadi yang pertama dalam antrean untuk menerimanya, tentu saja. Tetapi jika Donald Trump mengatakan kepada kami bahwa kami harus menggunakannya, saya tidak akan menerimanya," kata Harris saat menghadiri debat cawapres AS pada Rabu (7/10), dikutip laman Fox News.
Pada kesempatan itu, Harris menyebut Wakil Presiden Mike Pence selaku kepala satuan tugas Covid-19 pemerintahan Trump, gagal mengungkapkan informasi penting kepada warga AS pada hari-hari awal pandemi. "Rakyat Amerika telah menyaksikan apa kegagalan terbesar dari setiap pemerintahan presidensial dalam sejarah negara kita. Mereka tahu apa yang terjadi, dan mereka tidak memberi tahu Anda," ucapnya, dikutip laman New York Post.
Harris, mengutip laporan baru-baru ini dari jurnalis senior Washington Post Bob Woodward, menuduh pemerintahan Trump meremehkan tingkat keparahan pandemi dan mengacaukan respons awalnya terhadap virus Corona. Senator Kalifornia itu mengatakan orang Amerika "harus berkorban terlalu banyak karena ketidakmampuan pemerintahan Trump".
Pence membalas pernyataan Harris dengan menegaskan bahwa pemerintahan Trump akan memiliki vaksin dalam waktu singkat. Kemungkinan besar pada akhir tahun ini. Dia mencatat terdapat lima perusahaan AS yang sedang melakukan uji klinis fase tiga dari vaksin potensial.
"Fakta bahwa Anda terus merongrong kepercayaan publik terhadap vaksin, jika vaksin muncul selama pemerintahan Trump, menurut saya tidak elok, dan Senator, saya hanya meminta Anda untuk berhenti bermain politik dengan kehidupan masyarakat," kata Pence.
Menurut Pence, kenyataannya, AS akan memiliki vaksin dan itu berpeluang besar tersedia akhir tahun ini. "Vaksin akan memiliki kapasitas untuk menyelamatkan nyawa warga Amerika yang tak ternilai dan terus merongrongnya kepercayaan Anda terhadap vaksin tidak dapat diterima," ujarnya.
Pence kemudian menuding bahwa rencana penanganan pandemi Covid-19 oleh capres Partai Demokrat Joe Biden tak jauh berbeda dengan strategi Trump. "Sejak hari pertama, Presiden Donald Trump telah mengutamakan kesehatan Amerika. Ini (rencana Biden) terlihat sedikit seperti plagiarisme, yang sedikit diketahui oleh Joe Biden," kata Pence.
Saat ini AS masih menempati posisi pertama negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Berdasarkan data yang dihimpun laman Worldmeters, sejauh ini Negeri Paman Sam telah mencatatkan 7.776.224 kasus dengan total kematian sebanyak 216.784 jiwa. Sebanyak 4.983.380 pasien di negara tersebut berhasil pulih.