REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengecam keras langkah Deplu AS yang setuju menjual senjata ke Taiwan senilai 1,8 miliar dolar AS. Beijing akan mengambil langkah sah dan yang dibutuhkan untuk merespons penjualan senjata tersebut.
Kementerian Luar Negeri China, Kamis (22/10), mengatakan, persetujuan 'penjualan senjata ini melanggar perjanjian diplomatik yang telah disepakati pada 1970-an antara Washington dan Beijing. "Langkah AS ini mengirim sinyal yang salah kepada para pasukan separatis yang mendorong kemerdekaan Taiwan, dan merusak hubungan China-AS," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.
Zhao menegaskan, China akan mengambil langkah yang dibutuhkan untuk merespons penjualan senjata ini, tergantung situasi nanti di lapangan.
Hubungan China dan Taiwan memanas dalam beberapa waktu terakhir. China berulangkali menegaskan Taiwan adalah bagian dari wilayahnya. Sementara Taiwan menegaskan independensinya yang menjalin hubungan erat dengan AS.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) sudah menyetujui penjualan tiga sistem persenjataan canggih ke Taiwan senilai 1,8 miliar dolar AS, Rabu (21/10) waktu setempat. Senjata-senjata itu termasuk sensor, rudal, dan artileri.
Di antara sistem persenjataan lainnya, pemberitahuan resmi kepada Kongres oleh Departemen Luar Negeri adalah untuk 11 peluncur roket berbasis truk yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp. Senjata ini disebut Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS). Perkiraan biayanya senilai 436,1 juta dolar AS.
Pemberitahuan Pentagon tersebut juga mencakup 135 Rudal AGM-84H Standoff Land Attack Missile Expanded Response (SLAM-ER) dan peralatan terkait yang dibuat oleh Boeing, dengan harga sekitar 1,008 miliar dolar AS. Alat lain termasuk enam pod sensor eksternal MS-110 Recce yang dibuat oleh Collins Aerospace untuk jet dengan biaya 367,2 juta dolar AS.
Pemberitahuan ke kongres akan menyusul nantinya yakni drone yang dibuat oleh General Atomics dan rudal anti-kapal Harpoon berbasis darat buatan Boeing. Senjata ini berfungsi sebagai rudal jelajah pertahanan pantai.
Sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa 100 stasiun rudal jelajah dan 400 rudal akan menelan biaya sekitar 2 miliar dolar AS.
Kongres membutuhkan waktu 30 hari untuk menolak atau menerima penjualan. Kendati demikan sekarang ada dukungan bipartisan yang luas untuk pertahanan Taiwan baik dari Demokrat maupun Partai Republik. Menteri Pertahanan Taiwan Yen De-fa menyambut baik perkembangan tersebut.