REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sebuah opini yang diterbitkan oleh surat kabar garis keras Iran, Kayhan, pada Ahad (29/11) meminta agar Iran menyerang kota pelabuhan Haifa di Israel. Serangan ini dilakukan jika Israel terbukti melakukan pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh.
Kayhan menerbitkan artikel yang ditulis oleh analis Iran, Sadollah Zarei. Dia berpendapat tanggapan Iran sebelumnya terhadap dugaan serangan udara Israel yang menewaskan pasukan Pengawal Revolusi di Suriah tidak cukup jauh untuk menghalangi Israel.
Meskipun Kayhan telah lama mendorong pembalasan agresif untuk operasi yang menargetkan Iran, potongan opini pekan ini memuat lebih keras. Dalam tulisannya, Zarei menyarankan setiap serangan dilakukan untuk menghancurkan fasilitas dan menyebabkan banyak korban jiwa.
Zarei mengatakan serangan terhadap Haifa juga harus lebih besar dari serangan rudal balistik Iran terhadap pasukan AS di Irak menyusul serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad yang menewaskan seorang jenderal Iran pada Januari.
"Pasti akan mengarah pada pencegahan, karena Amerika Serikat dan rezim Israel dan agennya sama sekali tidak siap untuk mengambil bagian dalam perang dan konfrontasi militer," tulisnya.
Haifa di Laut Mediterania, telah mendapatkan ancaman di masa lalu oleh Iran dan salah satu proksinya, kelompok militan Lebanon Hizbullah. Haifa merupakan kota terbesar ketiga Israel dan menjadi tempat bagi pelabuhan utama dan pembangkit listrik.
Selain anjuran pembalasan keras ini, Parlemen Iran mengadakan sidang tertutup tentang pembunuhan Fakhrizadeh pada Ahad. Setelah itu, ketua parlemen, Mohammad Baqer Ghalibaf, mengatakan musuh Iran harus dibuat menyesal telah membunuhnya. "Musuh kriminal tidak menyesal kecuali dengan reaksi yang keras," katanya dalam siaran radio Pemerintah Iran.
Sesi publik anggota parlemen melihat mereka meneriakkan: "Matilah Amerika!" dan "Matilah Israel!" Anggota parlemen juga mulai meninjau undang-undang yang akan menghentikan inspeksi oleh Badan Energi Atom Internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Parlemen yang berisi 290 kursi ini didominasi oleh kelompok garis keras. Mereka kemungkinan besar akan mendukung RUU tersebut. Meski pada akhirnya harus disetujui oleh Dewan Penjaga Iran dan pemimpin spiritual Iran Ali Khamenei.
Serangan ke Haifa kemungkinan besar akan menarik pembalasan langsung Israel dan memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Meskipun Iran tidak pernah secara langsung menargetkan kota Israel secara militer, di masa lalu Teheran telah melakukan serangan yang menargetkan fasilitas Israel di luar negeri atas pembunuhan para ilmuwannya.