REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Armenia melaporkan Azerbaijan kembali melakukan serangan setelah kedua pihak mencapai kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Rusia pada bulan lalu.
Pemerintah Baku mengatakan bentrokan, yang juga menyebabkan dua prajurit Azerbaijan terluka, telah terjadi di daerah yang berada di bawah kendalinya. Padahal pertempuran berakhir pada 10 November dan wilayah di Nagorno-Karabakh yang sebelumnya dikuasai oleh etnis Armenia diserahkan ke Azerbaijan.
Secara terpisah, pihak berwenang di Armenia mengatakan, enam prajurit mereka terluka dalam serangan militer Azerbaijan yang terjadi pada Sabtu (12/12). Yerevan mengatakan pasukan Armenia telah menangkis upaya penyusupan ke wilayah yang seharusnya tetap di bawah kendali pemerintah provinsi, yaitu desa Hin Tagher dan Khtsaberd.
"Provokasi Azerbaijan berlanjut hari ini ke arah desa Mets Shen dan Hin Shen di wilayah Hadrut," kata Kementerian Luar Negeri Armenia dalam sebuah pernyataan.
Baku menyatakan, operasi militer pada Jumat (11/12) dan Sabtu bertujuan untuk menghancurkan atau mengusir pasukan musuh. Mereka diklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap prajurit Azerbaijan.
Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan pasukan Rusia tidak dikerahkan di daerah tempat bentrokan terjadi. Dinas Keamanan Negara Azerbaijan tidak terima dengan tuduhan Armenia. "Tuduhan tidak berdasar terhadap pihak Azerbaijan dan pasukan penjaga perdamaian Rusia oleh beberapa pemimpin dan media Armenia," ujarnya.
Penjaga perdamaian Rusia yang dikerahkan di daerah konflik melaporkan tidak ada bentrokan besar. Namun, melaporkan pada akhir pekan telah ada satu pelanggaran gencatan senjata.