Pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh
Pada 27 November, Iran mengumumkan bahwa ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh, 63, dibunuh setelah mobilnya menjadi sasaran serangan berencana di pinggiran kota Teheran.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan Israel "kemungkinan besar terlibat" dalam pembunuhan ilmuwan itu.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei juga menyerukan tindakan balasan terhadap para pembunuh Fakhrizadeh.
Pada 1 Desember, parlemen Iran mengadopsi rencana untuk lebih mengurangi komitmen Iran di bawah kesepakatan nuklir 2015 sebagai tanggapan atas pembunuhan Fakhrizadeh. Rencana tersebut mengharuskan pemerintah untuk melanjutkan pengayaan uranium 20 persen dan meningkatkan persediaan uranium yang diperkaya rendah (LEU).
Meski mendapat tentangan keras, badan pengawas tertinggi Iran pada 2 Desember menyetujui rencana tindakan parlemen untuk melawan sanksi AS dengan mempercepat program nuklirnya.
Dewan Penjaga, sebuah badan dengan mandat konstitusional yang diberdayakan untuk memeriksa undang-undang, menyetujui rencana yang diharapkan dapat meredam upaya pemerintah baru-baru ini untuk membuka saluran komunikasi dengan pemerintah AS yang baru untuk kembali ke pakta nuklir 2015.
Peristiwa paling positif bagi Iran pada tahun 2020 adalah kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dalam pemilihan presiden AS, yang menandakan kembalinya kesepakatan nuklir antara AS dengan Teheran.