REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Puluhan ribu warga Irak menyanyikan slogan anti Amerika dalam unjuk rasa di alun-alun pusat kota Baghdad. Mereka memperingati satu tahun pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.
Unjuk rasa ini bertepatan saat ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran meningkat di hari-hari terakhir pemerintah Presiden Donald Trump. Dalam kegiatan tersebut, banyak warga Irak yang menuntut balas kematian Soleimani dan Muhandis.
Soleimani adalah komandan Pasukan Quds, unit Garda Revolusi Iran di luar negeri. Ia tewas terbunuh dalam serangan drone AS di Bandara Internasional Baghdad yang diperintahkan langsung oleh Trump. Washington menuduh Soleimani menjadi dalang serangan-serangan milisi yang didukung Iran terhadap pasukan AS di kawasan.
Pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun Tahrir untuk merespons ajakan dari berbagai kelompok milisi yang dikenal sebagai Popular Mobilisation Forces (PMF), kelompok milisi yang sebagian besar dilatih dan didukung Iran. Para demonstran mengibarkan bendera Iran dan meneriakkan slogan anti AS seperti 'Amerika Maha Setan'.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mendesak Trump untuk tidak 'terjebak' dengan apa yang ia sebut rencana Israel untuk menyerang pasukan AS di Irak. Pemerintah Israel membantah tuduhan tersebut sebagai sesuatu yang 'tak masuk akal'.
Tel Aviv mengatakan mereka yang perlu waspada terhadap serangan Iran yang mungkin akan digelar untuk memperingati kematian Soleimani. Washington menuduh Teheran sebagai serangan roket ke Kedutaan Besar AS di Irak Desember lalu.
Tidak ada kelompok yang didukung Iran yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pekan lalu militer AS menerbangkan dua pesawat bomber B-52 yang dapat ke Timur Tengah sebagai pesan ancaman terhadap Iran. Akan tetapi dua pesawat itu sudah meninggalkan kawasan.
Pada Sabtu (2/1) sore puluhan ribu peziarah berkumpul di jalan tol yang mengarah ke bandara Baghdad tempat Soleimani dan Muhadis terbunuh. Mereka menggelar peringatan kematian dua orang tersebut.