Selasa 05 Jan 2021 10:10 WIB

Muslim Kini Hadapi Turkofobia, Apa Itu?

Di beberapa negara Eropa, selain Islamofobia, kaum Muslim juga menghadapi Turkofobia

Rep: Anadolu/Sabah Daily/ Red: Elba Damhuri
Sekelompok wanita berunjuk rasa di Prancis menuntut dihentikannya Islamofobia. Sekjen PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya Islamofobia. Ilustrasi.
Foto:

Di sisi lain, Durmuş Yıldırım, kepala Uni Islam Turki (ATIB), menunjukkan fakta pada tahun ke-60 migrasi pekerja Turki ke Eropa, kaum rasis di Barat telah mendapatkan kekuatan dan menarik pengikut, berdasarkan kebencian anti-Muslim, sampai diwakili di Bundestag.

“Fakta bahwa ada serangan di masjid hampir setiap hari, serta meningkatnya rasisme terhadap migran Muslim, mengkhawatirkan kami. Saya juga ingin menyampaikan bahwa kami tidak menyetujui dan mengutuk penggunaan migran Muslim sebagai alat pemilu," dia menggarisbawahi.

Yıldırım menyatakan terutama pada tahun 2020, dengan terungkapnya petugas polisi sayap kanan Neo-Nazi dalam kepolisian Jerman, kritik terhadap negara Jerman karena gagal melindungi Muslim terbukti benar.

Petugas rasis di antara pasukan polisi Jerman ini dengan sengaja menargetkan orang-orang Turki dan minoritas lainnya dalam apa yang mereka sebut sebagi "perburuan orang Turki". 

Hal ini pun muncul dalam sebuah studi pada November 2020 tentang rasisme dan kekerasan polisi di negara itu. 

Penelitian yang dilakukan oleh profesor Tobias Singelnstein dari Ruhr-University Bochum mengungkapkan bahwa ada masalah struktural di antara polisi Jerman. Ini meliputi laporan penghinaan rasis, Islamofobia, dan anti-Semit yang dikonfirmasi oleh petugas polisi dan kesaksian korban.

"Beberapa petugas sengaja melakukan pencarian untuk memburu orang Turki," kata salah satu petugas yang diwawancarai sebagai bagian dari penelitian tersebut.

Ia menambahkan mereka mencari dan menargetkan orang-orang Turki untuk kesalahan paling kecil seperti tidak memberi isyarat dan memprovokasi mereka untuk bereaksi terhadap polisi.

"Sementara beberapa politisi populis terus menyebarkan kebencian terhadap Muslim asing, kebijakan diskriminatif terhadap para migran juga telah dilanjutkan," katanya menekankan bahwa keamanan masjid dan Muslim di Barat adalah tanggung jawab otoritas Barat.

Yıldırım menggarisbawahi bahwa orang Turki dan Muslim sekarang menjadi bagian dari Eropa dan bertekad untuk hidup berdampingan dengan orang Barat.

"Ini tanah air kita juga. Jadi, kita harus hidup bersama. Dan setiap orang harus melakukan bagian mereka," katanya.

Serangan rasis yang menargetkan Muslim atau imigran semakin menjadi berita utama ketika supremasi kulit putih menjadi lebih efisien di zaman di mana cita-cita mereka, atau setidaknya sebagian dari mereka, ingin menjadi arus utama. 

sumber : Anadolu/Daily Sabah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement