REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, mengonfirmasi kehadirannya di KTT GCC di Arab Saudi pada Selasa (5/1). Pengumuman tersebut disampaikan secara resmi sebelum kehadirannya di acara tersebut, Senin (4/1).
"Emir negara itu sedang memimpin delegasi Negara Qatar untuk berpartisipasi dalam pertemuan ... Dewan Kerja Sama Teluk," ujar kantor Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani mengatakan dalam sebuah pernyataan dikutip dari Al Arabiyah.
Sehari sebelumnya, Kuwait mengonfirmasi bahwa Arab Saudi setuju untuk membuka kembali perbatasan udara, darat, dan lautnya dengan Qatar. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, mengatakan bahwa KTT GCC para pemimpin Teluk Arab pada Selasa di AlUla akan bertujuan untuk menyatukan jalan menuju kemakmuran dan mencapai kepentingan kawasan.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir telah memberlakukan embargo diplomatik, perdagangan, dan perjalanan di Qatar sejak pertengahan 2017 dengan tuduhan mendukung terorisme. Qatar membantahnya dan mengatakan embargo itu bertujuan untuk merusak kedaulatannya.
Semua negara yang terlibat dalam konflik tersebut adalah sekutu Amerika Serikat (AS). Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan itu, Bahrain adalah rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS, dan Arab Saudi serta UEA menampung pasukan AS.
Laporan Reuters terbaru menyatakan, penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner ditugaskan untuk menangani perselisihan itu oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Perkembangan tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian kesepakatan Timur Tengah yang dicari oleh Washington yang bertujuan untuk membangun front persatuan melawan Iran.