Jumat 15 Jan 2021 18:27 WIB

Korut Pamerkan Rudal Balistik Baru

Korut menggelar parade militer untuk menunjukkan alat tempur barunya, Kamis (14/1)

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Korut menggelar parade militer untuk menunjukkan alat tempur barunya, Kamis (14/1).
Foto: EPA
Korut menggelar parade militer untuk menunjukkan alat tempur barunya, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Korea Utara (Korut) menggelar parade militer untuk menunjukkan alat tempur barunya, Kamis (14/1) malam waktu setempat. Rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM) terpampang dalam parade yang menandai akhir dari Kongres Politik Korut.

Berbalut mantel kulit hitam, sarung tangan, dan topi bulu, Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un tersenyum dan melambai saat dia menyaksikan pawai di Lapangan Kim II Sung bermandikan cahaya lampu.

Baca Juga

"Senjata paling kuat di dunia, rudal balistik peluncuran kapal selam, memasuki alun-alun satu demi satu, dengan kuat menunjukkan kekuatan angkatan bersenjata revolusioner," lapor kantor berita negara KCNA dikutip laman Aljazirah, Jumat (15/1).

Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan SLBM diberi label Pukguksong-5. Alat tersebut berpotensi menandai peningkatan atas Pukguksong-4 yang diresmikan pada parade militer yang lebih besar pada Oktober.

"Rudal baru pasti terlihat lebih panjang," kata seorang peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) yang berbasis di California, Michael Duitsman, melalui Twitter.

Seorang rekan senior dalam program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda, menilai parade Korut itu juga memamerkan rudal balistik jarak pendek terbaru yang sebelumnya tidak terlihat. KCNA kemudian mengatakan roket dengan kemampuan serangan yang kuat untuk memusnahkan musuh secara menyeluruh dengan cara pencegahan di luar wilayah juga dipamerkan.

Ungkapan itu menunjukkan senjata tersebut memiliki jangkauan yang melampaui semenanjung Korea dan setidaknya bisa mencapai Jepang. Tidak seperti Oktober, parade pada Kamis (14/1) tidak menampilkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar Korut yang diyakini dapat mengirimkan hulu ledak nuklir ke mana pun di Amerika Serikat (AS).

Seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley, menilai parade itu tidak dimaksudkan sebagai provokasi. Akan tetapi parade lebih merupakan tanda mengkhawatirkan dari prioritas Pyongyang.

"Perekonomian sangat tegang dari pandemi penutupan perbatasan, salah urus kebijakan dan sanksi internasional," katanya. "Meskipun atau mungkin karena ini, Kim Jong-un merasa perlu untuk mengabdikan sumber daya yang langka untuk tampilan politik-militer lainnya," ujarnya menambahkan.

Parade Kamis juga termasuk diperlihatkannya pasukan infanteri, artileri, tank, dan alat-alat untuk udara di mana pesawat membentuk angka "8" untuk memperingati kongres tersebut. "Unit elite yang megah dan jajaran Republik berpakaian besi yang tak terkalahkan yang dengan bangga akan melewati Lapangan Kim Il Sung mewakili kekuatan absolut kami," kata Menteri Pertahanan Korut Kim Jong Gwan dalam pidato menjelang parade Kamis malam.

Seperti dilansir laman Guardian, Kongres Partai Pekerja delapan hari Korut berakhir pekan ini. Kim akan berbicara tentang rencana untuk menyelamatkan ekonomi negara di tengah sanksi yang dipimpin AS atas ambisi nuklirnya, penutupan perbatasan terkait pandemi, dan bencana alam yang memusnahkan tanaman.

Komentar Kim kemungkinan dimaksudkan untuk menekan pemerintahan AS yang akan datang Joe Biden, yang sebelumnya menyebut pemimpin Korut itu "preman" dan menuduh Trump mengejar tontonan daripada pembatasan yang berarti pada kemampuan nuklir Korut. Kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap melaporkan Kepala Staf Gabungan (JCS) Selatan hanya mengatakan sedang menganalisis persenjataan yang ditampilkan selama parade.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement