REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senat Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi pilihan Presiden Joe Biden yakni Lloyd Austin untuk menduduki jabatan Menteri Pertahanan. Ia menjadi warga kulit hitam pertama yang memimpin Pentagon.
Austin terpilih dengan perbandingan suara 93-2. Hanya dua Senator dari Partai Republik yakni Mike Lee dan John Hawley yang tidak memilihnya. Di media sosial Twitter, Austin mengatakan ia 'merasa terhormat dan mendapatkan kesempatan istimewa' untuk mengabdi sebagai Menteri Pertahanan.
Ia menambahkan sangat bangga menjadi warga Afro-Amerika pertama yang dipilih sebagai Menteri Pertahanan. "Mari kembali bekerja," tulisnya, seperti dikutip the Guardian, Jumat (22/1) kemarin.
Austin yang akan memimpin 1,3 juta tentara aktif menjadi pejabat pertahanan dan keamanan Biden kedua yang dikonfirmasi Senat. Sebelumnya Senat mengkonfirmasi Avril Haines sebagai Direktur Intelijen Nasional. Wakil Presiden Kamala Harris memimpin upacara sumpah jabatan Haines Kamis (22/1) lalu.
Konfirmasi Austin membutuhkan dispensasi dari dua lembaga legislatif. Sebab berdasarkan peraturan seorang yang dicalonkan sebagai Menteri Pertahanan harus sudah keluar dari militer minimal selama tujuh tahun. Sementara Austin baru pensiun pada 2016 lalu.
House of Representative dan Senat memberikan dispensasi tersebut dengan mudah. Tapi ada sejumlah anggota parlemen yang khawatir hal ini dapat merusak peraturan yang dimaksudkan untuk menjaga agar warga sipil mengendalikan militer.
Kongres sudah memberikan dispensasi semacam ini untuk ketiga kalinya, termasuk ketika Donald Trump menunjuk Jenderal Jim Mattis sebagai Menteri Pertahanan tahun 2017 lalu.
Dalam sidang konfirmasinya Austin meredakan kekhawatiran tersebut. Austin menegaskan siap 'mengabdi sebagai seorang warga sipil, dengan sepenuhnya menyadari perbedaan dengan tentara'.