Selasa 26 Jan 2021 14:16 WIB

Vanuatu Sita Kapal China yang Mencuri Ikan

Kapal-kapal China sudah masuk dalam radar pemantauan sebelum ditangkap.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Vanuatu
Foto:

Kemudian kapal-kapal China itu diperintahkan berlayar ke Port Vila, lokasi mereka berlabuh di dermaga yang tidak digunakan.

"Usai menjalani karantina, awak kapal ikan akan menjadi subjek penyelidikan lebih lanjut," kata kepolisian Vanuatu dalam pernyataannya seperti dikutip the Guardian, Selasa (26/1).

Kapal China dibebaskan

Bulan lalu sebuah kapal, enam kapal tambahan dan 28 awak dicegat kapal patroli di Helen Reef, perairan yang masuk wilayah Palau. Kapal-kapal itu dibawa ke pulau utama Palau, Koror.

Kapal dan para awaknya dibebaskan setelah ditahan selama beberapa pekan. Pemerintah Palau marah atas masalah tersebut. Presiden baru Palau, Surangel Whipps Jr mengatakan pemerintahannya berulang kali menelepon pemerintah China tapi selalu diabaikan.

"Mereka tampaknya tidak peduli dan itu tidak dapat diterima, mereka harusnya bertanggung jawab atas rakyat mereka, dan ini tampaknya pemerintah China mendorong untuk mengabaikan mereka, itu tidak bagus," katanya pada the Guardian.

Whipps Jr mengatakan Palau selalu menjaga perbatasan dan wilayah maritim mereka. "Negara lain yang tidak menghargai perbatasan negara lain tidak bisa diterima," kata Whipps.

"Pencurian dan menawarkan penyuapan, harus dihentikan, pencurian ikan harus dihentikan, sebagai negara kami harus bertanggung jawab pada rakyat kami dan memberitahu mereka tidak mengunjungi negara lain dan melakukan hal-hal ini," tambahnya.

Pemerintah China tidak memberikan komentar mengenai penyitaan dan penahanan di Palau dan Vanuatu. Bulan lalu juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan 'China negara penangkap ikan yang bertanggung jawab'.  Beijing tidak memberikan 'toleransi' pada pelanggaran hukum dan regulasi yang dilakukan kapal ikan mereka.

"Kami memiliki kerja sama internasional yang kuat dan membuat kesepakatan bagus yang menghasilkan kerja gabungan melawan illegal fishing dan mempromosikan penangkapan ikan berkelanjutan dengan negara-negara lain," katanya.

Tahun lalu Overseas Development Institute (ODI) melaporkan China negara dengan jumlah kapal ikan yang melakukan pelayaran jauh terbanyak di dunia. Hampir 17 ribu kapal ikan China melakukan pelayaran jauh. ODI juga menemukan hampir 1.000 kapal Cina terdaftar di negara lain dan 183 diantaranya diduga terlibat dalam penangkapan ikan ilegal, tak dilaporkan dan tak sesuai regulasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement