Pekan lalu, Wali Kota Dede County Daniella Levine Cava menandatangani perintah darurat. Perintah tersebut mewajibkan sistem rumah sakit di county itu melaporkan data vaksinasi, pasokan vaksin, performa vaksinasi dan data demografi.
"Perintah ini untuk memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dan semua warga di atas 65 tahun mendapatkan akses setara pada vaksin yang menyelamatkan nyawa," katanya di media sosial.
Pierre mengatakan pendidikan mengenai pentingnya vaksin kunci untuk mencapai masyarakat minoritas. "Bagi komunitas yang selama bertahun-tahun ketakutan dan ketidakpercayaan, dan daripada alih-alih hanya memberi vaksin, kami harusnya memberi pendidikan, sehingga mungkin dapat mengurangi ketakutan individu,' katanya.
Penelitian Kaiser Family Foundation pekan lalu menemukan 60 persen orang dewasa Hispanik dan kulit hitam mengatakan mereka tidak memiliki cukup informasi mengenai di mana mendapatkan vaksin. Jauh lebih banyak dibandingkan dewasa kulit putih.
Di South Carolina warga kulit hitam juga mengatakan mereka tidak mendapatkan cukup banyak informasi mengenai vaksin. "Ada kesenjangan yang perlu ditutup," kata pendiri Gullah Geechee Chamber of Commerce, di Georgetown, South Carolina, Marilyn Hemingway pada stasiun televisi WPDE.
Salah satu yang membatasi penyebaran informasi selama pandemi adalah penutupan ruang-ruang publik seperti gereja. "Gereja, sebagai lembaga komunitas masyarakat kulit hitam dan coklat, tidak berfungsi seperti biasanya," kata Hemingway.
Akses internet menjadi isu yang lain. Menurut Alliance for Education Excellence sekitar 30,6 persen rumah tangga kulit hitam dan 31,2 persen rumah tangga Hispanik di AS tidak memiliki akses internet kecepatan tinggi. Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan rumah tangga kulit putih 20,9 persen.
Petugas kesehatan daerah mengatakan pada WPDE mereka tengah bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin masyarakat kulit hitam untuk menjangkau komunitas tersebut.