Presiden AS Joe Biden telah menyuarakan kemarahan global, menyerukan pemulihan demokrasi dengan cepat. Seperti diketahui, Washington telah menyumbang 1,5 miliar dolar AS ke Myanmar sejak 2012 untuk mendukung demokrasi, perdamaian internal, dan komunitas yang dilanda kekerasan.
"Komunitas internasional harus bersatu dalam satu suara untuk menekan militer Burma agar segera melepaskan kekuasaan yang telah mereka rebut," kata Biden.
Pemungutan suara di Myanmar pada November merupakan pemilihan demokratis kedua bagi negara sejak bangkit dari cengkeraman kekuasaan militer selama 49 tahun pada 2011. NLD memenangkan lebih dari 80 persen suara pada pemilu November. Ini menandai peningkatan dukungannya dari pemilu 2015.
Namun, militer mengeklaim, telah menemukan lebih dari 10 juta contoh penipuan pemilih. Militer juga memberi isyarat pekan lalu bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan kudeta.