Sebelum pertemuan Dewan Keamanan, perwakilan PBB di Myanmar Christine Schraner, mengecam keras aksi militer Myanmar. Kudeta digelar usai Angkatan Bersenjata Myanmar menolak hasil pemilu.
Pakar Myanmar di National University of Singapore Elliott Prasse-Freeman mengatakan melalui kebijakan luar negerinya China tampaknya memberi dukungan diam-diam pada aksi para jenderal.
"Berdasarkan laporan media-media China, Beiing tampaknya memproses hal ini seperti 'masalah internal' Myanmar seperti ketika kita sedang menyaksikan 'reshuffle kabinet'," kata Prasse-Freeman.
Ia mengakui pernyataan PBB tidak akan membuat perbedaan berarti. Namun masih dapat berperan sebagai 'langkah pertama respon internasional yang koheren. "Tampaknya hal itu tidak akan terjadi," tambah Prasse-Freeman.