Takht-Ravanchi mengatakan, Israel harus bertanggung jawab atas tindakan permusuhannya. Selain itu PBB harus melawan "kebijakan destabilisasi dan provokasi" sebagai entitas yang bertanggung jawab untuk mengamankan perdamaian internasional.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Iran Mahmoud Vaezi menyebut ancaman Israel sebagai "perang psikologis". Vaezi meyakini pemerintahan baru Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak akan melayani Israel seperti yang dilakukan oleh pendahulunya yakni Donald Trump. Pernyataan Kochavi juga dilihat sebagai ancaman bagi pemerintahan Biden yang mengatakan ingin memulihkan kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) yang ditandatangani Teheran dengan kekuatan dunia. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika