Lamah mengungkapkan, pada 2013, Guinea membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memahami bahwa mereka sedang menghadapi epidemi Ebola. "Sementara kali ini, dalam waktu kurang dari empat hari, kami dapat melakukan analisis dan mendapatkan hasilnya. Tim medis kami terlatih dan berpengalaman. Kami memiliki cara untuk segera mengatasi penyakit ini," kata Lamah kepada Reuters pada 15 Februari lalu.
Kendati demikian, dia tak menampik rasa khawatir tetap ada jika mengingat merebaknya epidemi Ebola lima tahun lalu. "Kami tidak ingin menghidupkan kembali situasi seperti itu," ujarnya.
Virus Ebola menyebabkan perdarahan hebat dan kegagalan organ serta menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh. Sepanjang 2013-2016, penyakit tersebut menewaskan 11.300 orang. Sebagian besar korban berada di Guinea, Sierra Leone, dan Liberia.