Rabu 24 Feb 2021 16:06 WIB

Dokter di Australia Salah Berikan Dosis Vaksin Covid-19

Dua orang lansia menerima dosis 4 kali lebih banyak dari yang dianjurkan.

Penyuntikan Vaksin (ilustrasi)
Foto: AP
Penyuntikan Vaksin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang dokter salah memberikan vaksin COVID-19 Pfizer kepada dua warga lanjut usia di panti jompo di negara bagian Queensland. Dokter itu memberikan dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan.

Dokter tersebut diketahui belum menyelesaikan pelatihan vaksinasi yang disyaratkan. Sebelumnya, HealthCare Australia, lembaga yang bertanggung jawah atas vaksinasi bagi kalangan warga lanjut usia di Queensland mengatakan semua tenaga kesehatan profesional sudah menyelesaikan pelatihan online yang diberikan melalui Australian College of Nursing.

Baca Juga

Dokter yang salah memberikan dosis tersebut akan dilaporkan ke otoritas pengaturan medis federal karena kesalahannya.

Seorang pria berusia 88 tahun dan seorang wanita 94 tahun menerima dosis vaksin COVID-19 yang salah Selasa (23/2) kemarin.

Ketika ditanya berapa banyak dosis yang diberikan, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt menjawab empat kali lipat dari dosis yang dianjurkan. Namun, jumlah pasti dosisnya masih diselidiki.

"Itu belum dikonfirmasi, karena sebenarnya sangat sulit untuk mengetahui apa yang ada di jarum, tetapi tidak mungkin lebih dari (empat kali)," kata Menkes Greg.

Menkes Greg mengatakan kondisi keduanya masih dipantau.

Keduanya tinggal di pusat perawatan lansia di Holy Spirit, kawasan Carseldine, atau dikenal sebagai Layanan Perawatan St Vincent di sebelah utara Brisbane. Hingga saat ini keduanya tidak menunjukkan tanda-tanda reaksi terhadap kelebihan dosis.

Dokter yang memberikan dosis telah dihentikan dari program vaksinasi yang dimulai di Australi sejak Senin lalu.

"Terkait dengan individu dokter, kami akan menyerahkannya pada penyelidikan apakah mereka tidak mengerti atau tidak menyelesaikan pelatihan yang sudah diberikan," kata Menkes Greg.

"Saran kami adalah kedua dosis diberikan secara berturut-turut dan sebagai konsekuensinya, perawat segera turun tangan. Ini adalah praktisi individu yang jelas-jelas melakukan kesalahan," ucap dia.

sumber : ABC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement