Sabtu 27 Feb 2021 22:50 WIB

Kelaparan Anak-anak Yaman, Ironi Dunia Abad Modern  

Jutaan anak-anak Yaman terancam bahaya kelaparan

Jutaan anak-anak Yaman terancam bahaya kelaparan. Anak Yaman Kelaparan
Foto:

Lapar versus pandemi

Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015 setelah kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintah negara itu dari Sanaa. 

Kaum Houthi mengatakan mereka memerangi sistem yang korup. Penderitaan rakyat diperparah  jatuhnya ekonomi dan mata uang dan oleh pandemi Covid-19.Pejabat PBB sedang mencoba menghidupkan kembali pembicaraan damai, dan Presiden baru Amerika Serikat Joe Biden mengatakan Yaman adalah prioritas, seraya menyatakan penghentian dukungan Amerika Serikat untuk kampanye militer yang dipimpin Saudi dan menuntut perang "harus diakhiri."

Dua belas kelompok bantuan, termasuk Oxfam, Save the Children and Care International, telah memperingatkan bahwa 2,3 juta anak di bawah usia lima tahun di Yaman akan kelaparan tahun ini jika pemerintah tidak meningkatkan pendanaan mereka pada Senin.

Muhsin Siddiquey, Direktur Negara Oxfam di Yaman, menceritakan percakapan dengan seorang wanita berusia 18 tahun, yang terlantar akibat konflik dan tinggal di sebuah kamp di Yaman utara. 

“Dia mengatakan, pandemi virus corona memberi kami dua pilihan kejam yaitu kami tinggal di rumah dan mati karena kelaparan, atau kami keluar dan kemudian meninggal karena penyakit," kata Siddiquey kepada Reuters.

Angka resmi sangat meremehkan penyebaran Covid-19 di Yaman, menurut PBB dan badan bantuan. Pada 2018 dan 2019, PBB mencegah kelaparan karena permohonan bantuan yang didanai dengan baik, termasuk sumbangan besar dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait.

Pada 2020, PBB hanya menerima lebih dari setengah dari 3,4 miliar dolar (Rp 53 triliun) yang dibutuhkannya, yang menurut Lowcock sebagian besar disebabkan kontribusi yang lebih kecil dari negara-negara Teluk. 

 

Dia mendesak mereka untuk berjanji dengan murah hati untuk tahun 2021 dan membayar dengan cepat. Uni Emirat Arab mengatakan pada Jumat akan menjanjikan 230 juta dolar (Rp3,2 triliun) untuk 2021.   

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement