Senin 01 Mar 2021 14:14 WIB

Pelapor Khusus PBB Desak Sanksi untuk Junta Militer Myanmar

Pelapor khusus PBB mengusulkan dilakukan embargo senjata global

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Para biksu Buddha memamerkan plakat selama pawai protes menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar Selasa, 16 Februari 2021. Dalam sebulan sejak kudeta 1 Februari, protes massal yang terjadi setiap hari adalah pengingat yang tajam akan perjuangan panjang dan berdarah untuk memperebutkan kekuasaan. demokrasi di negara di mana militer memerintah secara langsung selama lebih dari lima dekade.
Foto:

Menteri-menteri Eropa telah menyetujui sanksi terhadap militer Myanmar atas kudeta tersebut, dan telah memutuskan untuk menahan beberapa bantuan pembangunan. Sanksi tersebut diharapkan akan diselesaikan dalam beberapa hari mendatang dan berlaku setelah pemberitahuan resmi diterbitkan oleh Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan terhadap para demonstran. AS mengumumkan sanksi baru terhadap dua jenderal yang terlibat dalam kudeta militer pada 1 Februari di Myanmar.

"Kami berdiri teguh dengan orang-orang yang berani di Burma dan mendorong semua negara untuk berbicara dengan satu suara untuk mendukung keinginan mereka," ujar Blinken. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement