Rabu 10 Mar 2021 12:10 WIB

Tak Ikuti Perintah Junta, Dubes Mynmar Dipanggil Pulang

Dubes Myanmar Kyaw Zwar Minn meminta junta membebaskan Suu Kyi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Massa membawa tameng saat berunjuk rasa menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Selasa (9/3).
Foto:

Media setempat melaporkan, sedikitnya dua orang terluka, satu oleh tembakan, di kota Mohnyin di utara. Para pengunjuk rasa telah menyesuaikan taktik mereka dalam menanggapi meningkatnya kekerasan dari aparat keamanan, termasuk penembakan amunisi langsung ke kerumunan.

Pada Selasa malam, polisi menangkap sekitar 50 orang yang dipojokkan oleh pasukan keamanan di distrik Yangon. Tetapi ratusan orang berhasil melarikan diri dari barisan setelah kerumunan demonstran berunjuk rasa mendukung mereka yang menentang jam malam.

Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara Barat lainnya telah memberlakukan sanksi terbatas pada para jenderal. Uni Eropa tengah bersiap untuk memperluas sanksi untuk menargetkan bisnis yang dijalankan tentara termasuk dua konglomerat giant MEHL dan MEC.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, Amerika Serikat menolak militer yang terus menggunakan kekuatan mematikan. Amerika mendesak pasukan keamanan untuk menggunakan pengekangan "maksimum" dalam menangani protes.

"Peningkatan terbaru yang kami lihat dalam beberapa hari terakhir kekerasan, itu hanyalah indikasi lain dari pengabaian militer terhadap rakyat Burma," ujar Price menggunakan nama lain untuk Myanmar. "Itu tidak bisa diterima."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement