Jumat 12 Mar 2021 09:40 WIB

Harga Pangan Global Capai Titik Tertinggi dalam 6 Tahun

La Nina memicu kenaikan harga pangan dunia.

Makanan berbahan gandum dengan serat tinggi (Ilustrasi)

Diperkirakan akan terus berlangsung

Permintaan impor juga meningkat. Sebab, negara-negara berusaha memenuhi pasokan komoditas di dalam negerinya masing-masing, seperti gandum, jagung, dan kedelai.

Permintaan yang tertinggi datang dari China yang kondisi ekonominya sedang melambung kembali setelah beberapa saat menurun, dengan tingginya permintaan gandum untuk pakan ternak.

Rabobank memperkirakan permintaan akan berlangsung sampai bertahun-tahun mendatang.

Seiring dengan meningkatnya permintaan, eksportir utama juga berupaya untuk menahan stok. Misalnya, Rusia yang memberlakukan pajak ekspor gandum atau Argentina yang memberlakukan kuota ekspor jagung.

Perusahaan makanan besar yang terdaftar di bursa juga meningkatkan jumlah stok yang mereka miliki di gudang untuk menghindari gangguan yang disebabkan COVID-19.

Kondisi ini merupakan cermin pergeseran manajemen inventaris, dari pendekatan 'just-in-time' (pengadaan yang tepat waktu) ke 'just-in-case' (pengadaan jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak terduga), menurut laporan tersebut.

Rabobank memperkirakan pergeseran pendekatan manajemen menyebabkan permintaan global naik dua persen.'

Apa dampaknya selain kenaikan harga?

Pada tahun 2007 dan awal 2008, kenaikan tajam harga pangan menyebabkan kerusuhan sipil di sekitar 37 negara di Eropa Timur, Amerika Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan serta Tenggara.

Meskipun tren kenaikan harga pangan saat ini mengkhawatirkan banyak orang, skalanya belum mencapai skala krisis pangan 13 tahun yang lalu.

Menurut Charles Clack, dalam kedua contoh inflasi harga pangan, spekulan pasar memainkan peran.

"Sementara hal-hal yang lebih fundamental, seperti cuaca dan jumlah permintaan merupakan pemicu kenaikan harga. Tak diragukan lagi, spekulasi oleh pemain non-komersial di pasarlah yang mendorong langkah tersebut."

Saat ini, suku bunga yang rendah telah membawa uang dari obligasi pemerintah masuk ke pasar komoditas karena mereka mencari keuntungan yang lebih tinggi.

"Kami mengamati para pedagang pasar saham yang cenderung lebih pasif dan memilih produk keuangan jangka panjang, seperti dana pensiun, menjadi sangat tertarik pada komoditas pertanian," kata Clack.

 

sumber: https://www.abc.net.au/indonesian/2021-03-11/harga-komoditas-pangan-dunia-naik-50-persen-sejak-pertengahan-2/13237998

sumber : ABC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement